Sebuah lamaran yang menurutnya cukup indah dan mendebarkan. Iklima bungkam karena tidak bisa berkata kata. Sementara Furqon menatap wajah jelita itu dengan hatinya yang begitu bergejolak. Ia sangat takut gadis itu menolaknya. Ia sudah yakin bahwa Iklima lah yang terbaik untuknya dan Alea. "Saya tidak akan memaksa kamu untuk menjawab semua ini sekarang. Saya akan berikan waktu sampai kapan pun kamu siap." Iklima menghela napas dalam dan menatap Furqon dengan ramah. "Mungkin akan lebih baik kalau pak furqon bicara dengan bude dan pak de saja. Saya akan ikut jika mereka setuju." ujarnya. "Jadi kamu setuju? kamu mau menikah dengan saya?" ingin sekali Furqon meraih kedua tangan itu dan menggenggamnya, namun tentu saja ia tidak boleh menyentuh Iklima sembarangan kalau ia tidak mau bernasi