"Mana kunci rumah kamu?" Rupanya Patma masih saja belum kapok. Ia menyusul Naya dan keluarganya. Saat ini Naya sedang berada di dalam ruangannya. Alya menoleh pada Patma dengan tatapan tajam. "Kunci apa? rumah nya sam dan naya?" tanya Alya sinis. "Iya dong. Itu adalah hak saya, saya yang membesarkan Samudra dengan susah payah. Saya juga yang menyekolahkan Samudra dengan sepenuh hati. Saya mengeluarkan banyak sekali biaya untuknya. Dan naya ti--" "Ini kuncinya bu." Naya memberikan kunci itu dengan suka rela. "Nah gini dong," Patma tersenyum. "Kalau gitu saya permisi. Nanti baju baju jelek kamu akan saya kirimkan ke panti asuhan, ok." ujarnya. "Tidak usah, bu. Naya tidak membutuhkan apapun!" sentak Furqon. Ia sungguh merasa jengah pada perempuan itu. Bagaimana bisa Naya diperlakukan