Jauh

1274 Kata

“Aaaaa!” Glen berteriak ketika Qiana menjitak kepalanya entah untuk keberapa kalinya. “Lo tuh—” Glen tak meneruskan kata-katanya, jitakan Qiana sangat kuat hingga kedua matanya berkunang-kunang. Dan gadis itu hanya menjulurkan lidahnya mengejek. Hampir setiap hari gadis itu memintanya menemani main congklak, dan setiap hari juga Glen kalah. Dan akhirnya begitu, kepalanya jadi korban keusilan gadis itu.  Beberapa kali Glen mengajukan protes pada Ayahnya. Ia menyerah mengikuti apa maunya Qiana. Tapi Prayoga tentu saja tidak mengindahkannya, mengingat pertarungan Erlangga di sirkuit tinggal nunggu beberapa hari saja. Akhirnya Glen pasrah. Kening dan telinganya menjadi korban keusilan tangan mungil gadis itu. Semua itu membuat Glen bosan dan sebal.  Bayangkan saja, ketika semua anak buah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN