29. Menghapus jejak

1860 Kata

“Sayang, bangun! Kamu nggak sekolah hari ini?” Eva mengusap lembut kepala anak gadisnya. Qiana bergumam tidak jelas, dia memeluk pangkuan Mamahnya. “Dih, manja. Udah punya pacar juga, ayo bangun. Malu tuh diliatin pacarnya,” canda Eva masih mengelus putrinya penuh sayang. Qiana masih memejamkan matanya dengan senyum manja. Tunggu! Diliatin ... berarti? Qiana sontak membuka kedua matanya lebar-lebar dan benar saja, kini Erlangga telah berdiri di ambang pintu menatapnya geli dan gemas. “Ma?” Qiana merengek.  Eva terkekeh. “Makanya bangun, dari tadi Mama bangunin juga. Malu kan ketahuan pacarnya?” ledek Eva, Qiana menyembunyikan wajahnya di balik selimut. “Mama ke kantor dulu, udah telat nih.” Eva beranjak meninggalkan putrinya dan menepuk pelan bahu Erlangga ketika di ambang pint

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN