“Jika kisah ini harus berakhir. Maka biarkanlah aku menikmati rasa manis ini, meski rasa pahit harus kutelan pada akhirnya.” *** “Hai,wi!” sapa Qiana ketika sudah di kelas. Wiwi membalas dengan senyuman yang terlihat berbeda. “Gue lagi seneng banget!” Tiba-tiba Wiwi memeluknya hangat dengan suka cita. Qiana membalas pelukan hangat sahabatnya itu dengan senyuman getir. Ia sangat tahu apa penyebab sahabatnya sampai sebahagia ini. “Lo seneng kenapa, Wi?” “Kemarin, gue jadian sama Aldo! Dan ...,” Wiwi menggantungkan kata-katanya. Ia malah mengulum senyumnya sambil memegang dadanya. “Dan apa, Wi?” Qiana semakin penasaran. Ia cemas, apa yang dikatakan Aldo benar-benar terjadi. “Sini gue bisikin!” Qiana mendekat, dan detik berikutnya kedua mata gadis itu membelala