Aku berjalan lesu ke kamar lalu menghempaskan punggung di kasur. Tertegun memandang langit-langit kamar dengan pikiran yang melayang jauh. Dalam waktu singkat, aku sudah kehilangan dua istri sekaligus. "Well, aku harus belajar melupakan mereka. Tak pantas para pengkhianat itu terus mengganggu pikiranku," gumamku pada diri sendiri lalu beranjak mendekati lemari untuk mengambil baju ganti dan bersiap tidur. Mas ... Mas Malik. Mas .... Aku terperanjat bangun dan langsung menyalakan lampu tidur di atas nakas. Memindai ke sekeliling kamar demi mencari asal suara. Kosong. Kamar ini sepi dan hampa sejak ditinggal ratunya. Jelas-jelas tadi aku seperti mendengar suara Karin berbisik memanggil, tapi tidak ada. Lagi-lagi ini hanya cuma mimpi. Kenapa bayangan Karin terus menggangguku seperti ini?

