Mamamu .... Cengkeraman tanganku di kerahnya seketika terlepas dan jatuh terduduk. Lemas. Tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya. "Kamu ... bercanda, 'kan?" "Untuk apa aku bercanda?" Pria itu menyeka matanya yang berair. "Aku jujur karena aku menyesal atas kejahatanku itu. Aku telah menyakiti wanita yang tidak berdosa." "Kamu pasti lagi coba memfitnah mamaku, 'kan? Mengaku saja! Apa Karin yang menyuruhmu melakukan ini, huh?!" Pria itu tersenyum miris, lalu menggeleng. "Bukan sepenuhnya salahku kalau kamu sampai kehilangan istrimu. Tapi kamu sendiri yang gampang terbawa emosi dan tidak bisa percaya sedikit pun padanya." "Tutup mulutmu! Mamaku tidak mungkin sejahat itu!" desisku tak terima. "Kamu sendiri yang sudah menunjukkan foto-foto dan chat mesra kalian!" "Itu semua

