41. Pesta Pembawa Petaka

1822 Kata

Rania melangkahkan kaki memasuki rumah yang ditinggali oleh anak bersama menantunya. Memang rumah ini terlihat kecil, tapi terasa nyaman. Kiran pandai merawat serta menjaga rumah terlihat bersih. Mata Rania mengedar di beberapa sudut rumah ini. Dengan kaki yang tak berhenti melangkah sembari melihat-lihat isi di dalam rumah. Jika Elang tampak biasa saja, bahkan hampir tidak peduli dengan apa yang mamanya lakukan, lain halnya dengan Kiran. Wanita itu mendadak panik, berharap jangan sampai mama mertuanya membuka dua kamar tidur yang ada di dalam rumahnya. Sungguh, Kiran tidak ingin mama Rania mengetahui bahwa di rumah ini dia menempatkan Elang di satu kamar yang berbeda. Kecuali beberapa malam di mana dia mulai mencoba tidur di satu kamar bahkan di satu ranjang yang sama dengan suami berond

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN