" Kalau bukan saat ini, lalu harus menunggu kapan? Kamu tahu kan, aku tidak suka membuang-buang waktuku Lebih cepat lebih baik. Sekarang! "Ujar Abi, yang berhasil membuat jantung Sheena seketika berhenti berdetak, karena jawaban Abi sangat sesuai dengan apa yang Sheena takutkan saat ini.
"Se-sekarang, Tuan?" Tanya Sheena tidak percaya.
"Iya. Sekarang!" Jawab Abi yang membuat Sheena langsung mengelap keringat di dahinya. Sheena benar-benar merasa takut, dan bahkan merasa sangat gugup. Perasaan Sheena saat ini bercampur aduk antara senang dan juga sedih. Senang karena Abi masih memberikan dirinya kesempatan untuk menjadikan dirinya sebagai sugar baby, namun merasa takut karena tidak bisa membuktikan pada Abi. Merasa takut tidak bisa membuktikan kepada Abi, juga merasa takut untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah Sheena lakukan sebelumnya, dimana Sheena harus bersikap agresif pada pria yang baru saja Sheena kenal, karena sebelumnya Sheena jangankan untuk bersikap agresif, berdekatan saja Sheena tidak pernah. Jadi wajar saja, kalau saat ini Sheena benar-benar merasakan beribu-ribu rasa ketakutan.
"Tidak bisa melakukan, atau merasa takut gagal? "Tanya Abi, saat Abi melihat Sheena hanya terdiam saja, bahkan Abi melihat Sheena berulang kali mengelap keringat di dahinya. Sheena yang mendengar pertanyaan tersebut dari Abi, langsung menggelengkan kepalanya cepat, dan tidak mampu menjawabnya dengan sebuah kata-kata sesuai dengan yang diinginkan Abi. Yah, saat ini, Sheena sudah tahu apa yang Abi sukai dalam urusan perbincangan, yaitu Abi tidak suka menjawab atau merespon dengan sebuah gelengan atau anggukan atau sebagainya, Abi lebih suka mendapat respon dengan sebuah kata-kata, atau jawaban kata-kata. Benar-benar merasa bingung, bingung bagaimana cara memulainya untuk bersikap agresif pada Abi, dan bingung apakah yang akan dilakukan Sheena kali ini akan membuat terkesan untuk Abi, atau malah mengantar kegagalan. Yang artinya, Sheena tidak bisa membuat Vian merasa tersakiti seperti yang sudah Sheena niatkan, Karena Sheena rasa, Sheena tidak akan kembali mencari sugar Daddy, kalau pria tampan di depannya ini sampai gagal menjadikan dirinya sebagai sugar Baby. Jadi Sheena harus memutar otaknya lebih keras lagi, mencari cara, agar pria di depannya ini bisa menyetujui dirinya dijadikan sebagai sugar Baby-nya. Sheena mulai berpikir, dan mencoba untuk memulai dari mana, agar tidak mengantar kegagalannya. Setelah cukup lama terdiam, dan Abi sendiri juga tidak mengganggu keterdiaman Sheena, Sheena langsung tersenyum singkat, lalu detik berikutnya kembali datar.
"Sampai kapan aku harus menunggu, padahal kamu sendiri sudah tahu aku tidak suka membuang-buang waktuku? "Tanya Abi, saat Abi melihat Sheena kembali terdiam, setelah sempat tersenyum.
"Tenang saja, Tuan. Saya hanya butuh waktu sedikit saja, untuk melakukan yang terbaik agar anda tidak mencoret saya, atau membatalkan kerjasama Kita sebagai sugar baby dan sugar Daddy. "Ujar Sheena dengan nada lembutnya, berusaha menggunakan suara terseksi nya, agar Abi merasa terkesan. Namun Abi bukannya merasa terkesan, justru Abi bersusah payah menahan tawanya, karena menurut Abi, suara Sheena bukan malah membuatnya terkesan dewasa melainkan lebih terlihat begitu jelas bahwa Sheena benar-benar sangat polos yang sedang berusaha bersikap agresif. Abi mencoba berdehem, agar tidak terlihat oleh Sheena bahwa sebenarnya Abi sedang berusaha menahan tawanya.
"Baiklah. Jadi kapan kamu akan memulai untuk membuktikan bahwa kamu bisa membuat saya terkesan, atau bisa membuktikan bahwa kamu akan merubah dirimu yang polos itu menjadi agresif layaknya wanita malam?" Tanya Abi sedikit membuat perasaan Sheena sakit karena mendengar kalimat wanita malam.
"Aku tahu kamu keberatan Dan sedikit tersinggung saat aku mengatakan kalimat wanita malam. Tapi perlu kamu ketahui, bahwa perkataan kasar ku tadi adalah sebagian dari resiko menjadi sugar Baby. Dan menurutku, perkataanku tadi tidaklah kasar, karena bagi seorang sugar baby, sudah biasa atau tidak dipermasalahkan oleh para wanita, kalau pasangannya menyebut sugar baby-nya sebagai wanita malam, karena pada kenyataannya, sugar baby sama wanita malam itu tidak beda jauh sama-sama wanita…
"Baik, Tuan. Jangan dilanjutkan lagi kata-kata Anda itu. Tanpa Anda jabarkan dengan rinci, saya sudah mengerti kemana arah pembicaraan Anda. Tapi percayalah, saya melakukan semua ini karena keterpaksaan saya, karena dalam hidup saya dan bahkan selama hidup saya, saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan menjadi sugar baby Anda, bahkan mengemis pada anda agar anda menjadikan saya sebagai sugar baby Anda. Tapi maaf, saya tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, apa alasan saya meminta Anda agar anda menjadikan saya sebagai sugar baby anda, karena semua ini sebagian dari privasi saya. "Ujar Sheena dengan nada tegasnya, merasa tidak mampu kalau sampai Abi melanjutkan kalimat-kalimat yang menyakitkan perasaannya.
" Dan satu lagi. Perlu kamu ketahui, bahwa tugas atau kebiasaan sugar baby kepada sugar Daddy adalah keterbukaan. Jadi kamu harus terbuka sama aku, menyangkut apapun, termasuk masalah pribadi kamu, dan alasan kamu meminta saya untuk menjadikanmu sebagai sugar baby saya. "Ujar Abi, yang langsung membuat mata Sheena langsung melotot sempurna, bahkan detik berikutnya Sheena Langsung melempar tatapan tajamnya pada Abi. Namun meski begitu, Abi tidak merasa takut, atau bahkan meminta maaf pada Sheena, atas semua kata-kata Abi tadi.
"Untuk saat ini, maaf saya tidak bisa menceritakan atau terbuka terhadap Anda, karena saya belum siap. "Ujar Sheena dengan nada pelan nya, setelah berpikir keras jawaban apa atau tanggapan apa yang akan Sheena berikan kepada Abi, saat Abi mengatakan bahwa kebiasaan sugar baby kepada sugar Daddy nya adalah harus terbuka, bahkan Abi sampai menekankan kata keterbukaan tadi dengan penuh penekanan.
"It's oke. Itu tidak masalah, sama sekali tidak masalah, asal kamu masih bisa terbuka atau mengatakan yang sebenarnya sama aku. Untuk masalah kapan kamu akan menceritakan semuanya, itu bisa kita bicarakan nanti. "Ujar Abi dengan santainya, membuat Sheena sedikit merasa lega.
"Baiklah. Sekarang kita langsung pada intinya saja. Aku butuh pembuktian, dan aku juga tidak suka membuang-buang waktuku." Ujar Abi yang kembali membuat Sheena merasa takut.
"Baik." Ujar Sheena seraya membangunkan tubuhnya berdiri, dan melepaskan baju rompinya dengan pelan, hingga belahan d**a Sheena sangat terlihat jelas di mata Abi, membuat Abi dengan susah paya meneguk ludahnya sendiri. Bahkan tangan Abi dengan refleks nya bergerak seperti orang yang ingin menggenggam, karena membayangkan tangan Abi tengah memegang salah satu gunung kembar Sheena. Abi berhasil mengucapkan satu kalimat saat mata Abi masih fokus tertuju pada gunung kembar Sheena yang masih terbungkus rapi dengan kain tipis yang menjadi pakaian terseksi nya. BESAR. Kalimat itulah yang berhasil Abi ucapkan, meski hanya terucap dalam hati. Sheena pun mulai menaikkan kakinya hingga berada di atas paha Abi, dan detik berikutnya, Sheena mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Abi, serta pandangan mata yang tidak lepas dari mata Abi.