Fardan kemudian melanjutkan niatnya mengambil buah dikulkas. Fardan mengambil apel dalam kemasan. Apel itu sudah dikupas. Kemudian Fardan membawa apel itu mendekati ranjang. Mey tampak berbaring membelakanginya. "Mey," panggil Fardan. Mey tidak bergerak. Mey masih pada posisinya. "Mey!" Fardan menarik lembut bahu Mey. "Sebaiknya Abang pulang. Biar Ibu saja yang menemani aku disini." Suara Mey terdengar bercampur isakan. "Tidak, Mey. Kamu adalah tanggung jawabku. Aku siap menerima kemarahan Eva. Apa yang aku lakukan ini memang tugasku. Tugas seorang suami terhadap istrinya." Fardan menolak meninggalkan Mey. Fardan merasa yang ia lakukan adalah tanggung jawabnya. Mey merubah posisi. Fardan bisa melihat mata Mey yang basah. "Aku tidak ingin Abang bertengkar dengan Bu Eva. Aku han