PART. 44 KEMARAHAN EVA

1035 Kata

Fardan tampaknya tidak menyadari hal itu. Fardan mencoba mengingat mata dokter Median yang dikatakan mirip mata Mey. "Apa iya matanya mirip mata kamu, Mey?" Fardan menatap mata Mey yang besar dan indah. Fardan tidak memperhatikan mata dokter Median yang agak terlindung oleh kaca mata. Padahal mereka sudah lima belas tahun saling kenal. Dimulai dari saat ibunya masuk rumah sakit karena tekanan darah tinggi. "Heum. Aku mau tidur lagi. Masih lemas." Mey tidak ingin melanjutkan pembicaraan. Karena tubuhnya masih merasa lemas. "Ya sudah. Tidur saja lagi, Mey." Fardan merapikan selimut Mey. Lalu mengecup kening Mey. Suara ponselnya mengagetkan Fardan. Fardan keluar dari balik gorden. Ingin tahu siapa yang menelponnya. Fardan menatap layar ponsel. Ternyata telepon dari seseorang yang pernah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN