Ciuman terlepas. Fardan mendekap erat Mey. "Maafkan aku." Fardan mengecup kepala Mey. Mey memejamkan mata. Mey berusaha tidak merasa bersalah atas rasa bahagia yang ia rasakan dari perhatian Fardan. "Abang tidak salah." Kepala Mey menggeleng. "Seorang suami bersalah disaat istrinya sakit, hanya pekerjaan yang dipikirkan." Fardan menyadari itu kesalahannya. Tidak memikirkan istrinya. Mey memang hanya istri kontrak, tapi Mey berhak atas perhatiannya. Pernikahan bukan tentang cinta saja, tapi harus ada saling mengasihi juga. "Itu karena Abang tidak tahu aku sakit." "Apa kamu masih menganggap aku ini orang lain?" "Tidak. Aku hanya tidak ingin mengganggu kesibukan Abang." "Kamu istriku, aku wajib memperhatikan kamu." "Aku hanya istri kontrak, Bang. Aku tidak punya hak ...." "Istri