Eight - Pantang Menyerah

1185 Kata

Mobil berhenti di sebuah gedung tinggi yang berada di kawasan bisnis elit ibukota. Tanpa bertanya pun Diva tahu bahwa itu adalah kantor dimana Abas Angkasa selama ini mengendalikan perusahannya. Pria itu membuka pintu mobil sebelum berpesan pada sang supir. "Antarkan gadis ini pulang, sepertinya kakinya tidak masalah mengingat mulutnya masih bisa mengoceh dengan baik," ujarnya datar pada sang supir yang melirik Diva dari kaca spion tengah mobil. Diva mendelik tak terima. "Dasar manusia tidak berperikemanusiaan!" gerutu wanita itu. "Hei, aku ikut ke dalam saja," imbuh Diva dengan ide yang lagi-lagi muncul di kepala. "Siapa tahu ada pekerjaan yang cocok untukku dan aku bisa melamar di perusahaan anda!" ujarnya bersemangat. "Tidak ada lowongan kecuali cleaning servis khusus toilet," sahut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN