"Aaaaaaaaaa......... " Kimberly berteriak kesakitan karena ia merasa kepalanya seperti dihantam batu besar, ia kemudian melihat cahaya putih menyilaukan kembali mengelilinginya semakin lama semakin terang, rasa sakit yang ia rasakan semakin berkurang dan hilang. Ia mendengar suara gemericik air terjun dan hawa dingin menusuk tulangnya, Kimberly membuka matanya dan ia terkejut karena ia sudah berada di tempat semula, di depan air terjun dimana ia mendengar suara yang memanggilnya.
"Mungkin aku hanya bermimpi" gumam Kimberly, bulan masih bersinar terang, ia memutuskan kembali ke rumah kayu mr. John dan ibu Asih, ia sudah hafal jalan setapak yang harus ia lewati karena berkali kali ia lewati bersama mr. John namun kali ini ia sendiri menyusuri kegelapan hutan yang hanya diterangi sinar bulan. Tubuhnya kedinginan karena pakaiannya basah karena air terjun, tapi rasa dingin ini berbeda yang ia rasakan, dingin cenderung hangat yang mulai ia rasa membuat tubuhnya nyaman.
Ia melangkah dan sudah hampir sampai di rumah kayu, ia melihat mr. John dan bu Asih berada di teras, dosennya itu tampak khawatir dengan berjalan mondar mandir. Apakah mr. John mengkhawatirkan dirinya karena ia terlalu lama pergi batin Kimberly.
Bu Asih yang pertama melihat Kimberly memekik gembira.
"Kim...!!!, akhirnya kamu kembali, Dari mana saja kamu nduk, kami khawatir sekali"
Mr. John menoleh ke arah pandangan bu Asih dan bernafas lega melihat Kimberly.
"Where have you been Kim?, I'm worry about you"
"Maaf mr. John, apakah aku terlalu lama pergi, aku hanya sebentar ke air terjun tadi"
"Sebentar?, kamu ke air terjun?, tapi aku mencarimu kesana berkali kali tapi kamu tidak ada Kim"
"Aku serius aku disana mungkin 2 atau 3 jam saja"
"3 jam, kamu hilang 4 hari Kim dan aku bingung harus mengatakan apa pada papa kamu saat ia bertanya padaku nanti, tapi kamu bilang 3 jam"
Kimberly terkejut mendengar penuturan mr. John, tak sengaja matanya melihat tangannya yang melingkar gelang dari sisik Kara. Matanya membola, berarti semua itu bukan mimpi, istana, Kara, Ken Ayu dan baginda Raja Arshakadana.
"Aku..... " Kimberly menatap mr. John dan bu Asih bergantian, bu Asih juga melirik gelang sisik ikan di tangan Kimberly.
"Sudahlah, tidak perlu kamu fikirkan Kim, ayo kita ganti pakaian kamu dan istirahat, besok kalian kan kembali ke Jakarta"
Oooo----oooO
Kimberly menatap gelang sisik ikan ditangannya, ia melakukan meditasi untuk mendapatkan kekuatan baru untuk melawan black witched tapi gagal dan malah terdampar di kerajaan antah berantah yang belum sepenuhnya masuk dalam logika fikirannya. Yang ia anggap mimpi tapi hal itu benar benar terjadi, gelang sisik ikan yang melingkar di tangannya itu jadi bukti, juga rasa sakit saat baginda Raja Arshakadana memegang kepalanya itu benar benar tak bisa ia lupakan betapa sakit kepalanya saat itu dan ia tak ingin mengalaminya lagi.
"Kim..... " pintu kamarnya diketuk oleh pak Radit.
"Masuk pa"
Pintu kamar Kimberly terbuka, pak Radit berdiri di ambang pintu.
"Papa mau bicara, papa tunggu di ruang makan" pak Radit segera pergi meninggalkan kamar Kimberly, Kimberly heran dengan papanya itu, tidak biasanya ia bersikap dingin seperti itu. Kimberly beranjak dari ranjang dan keluar dari kamarnya menuju ruang makan, ia duduk di depan papanya, ia lihat wajah papanya dan melihat kemarahan disana.
"Papa sangat kecewa padamu Kim, very disappointed with you"
"Why?, apa yang Kim lakukan?"
"You lie to me, kamu bilang ada acara kampus di desa terpencil tapi apa, kamu melakukan hal lain, itu sangat berbahaya Kim, meditasi di air terjun untuk mendapatkan kekuatan untuk melawan black witched. Kamu anggap apa papa kamu ini?" ucap pak Radit berapi api.
Kimberly terkejut dengan ucapan papanya, ia terkejut dari mana papanya tahu tentang hal itu.
"aku...... How do you know? "
"Itu tidak penting, the point is why you lie to me, its hurt me Kim"
"I'm sorry pa, aku tidak mau papa khawatir"
"Tapi kamu sudah sukses membuat jantung papamu ini shock Kim, apa sebenarnya tujuanmu melakukan itu honey?" ucapan pak Radit mulai melembut.
"Saat itu aku pulang malam dari kampus karena mengerjakan tugas, seorang black witched hampir membawaku pa dan aku tidak bisa melawan karena kekuatanku bukan untuk menyerang dan melukai. Aku hanya ingin bisa melawan mereka pa itu saja, mereka sudah tahu keberadaanku dan aku juga tidak mungkin lari"
Pak Radit menghela nafas, awalnya ia memang tidak tahu jika Kimberly berbohong, mr. John menemuinya dan mengatakan semuanya walau Kimberly tidak bercerita apapun saat ia menghilang selama 4 hari.
"Tapi papa takut terjadi sesuatu pada kamu honey, seperti yang terjadi pada mama kamu"
"Tidak akan pa, itu tidak akan terjadi. Trust me"
"But.... Kim..... Papa ada tugas dari kantor untuk memimpin sementara cabang di kota lain selama 3 bulan, papa tidak bisa meninggalkan kamu sendiri, papa takut jika kamu sendirian bahaya akan mengancam"
"Papa jangan khawatir, aku bisa jaga diri, lagi pula ada mr. John kan?"
"But.... "
"Go... I'll be okay pa"
"Oh iya papa lupa, aku akan minta Reynand menjagamu selama papa pergi"
"What!!??, tidak perlu pa, aku... "
"Dia tetangga terdekat kita Kim, jika kamu dalam bahaya terlalu lama jika menunggu John, jadi kamu hubungi Reynand ya kalau ada sesuatu yang mencurigakan"
Kimberly menghembuskan nafasnya pelan dan mengangguk, padahal ia tak ingin terlalu dekat dengan Reynand, ia yakin Reynand sudah tahu tentang kekuatannya dan jika ia terlalu dekat dengan Reynand akan membuat ruang geraknya terbatas.
"Papa kapan berangkat?"
"Today.... Baik baik ya selama papa pergi"
"Iya pa, papa hati hati disana juga"
"Tentu Kim"
Kimberly kemudian kembali kekamarnya, ia ingin istirahat dan tidak memikirkan apa apa dulu, ia merasa usahanya gagal mendapat kekuatan untuk melawan black witched karena ia tidak bisa melewati meditasi dengan benar.
Esok harinya Kimberly bersiap untuk kuliah, ia sudah memasukkan bukunya dalam tas punggungnya, ia berencana berangkat pagi pagi karena ia malas masak dan ingin sarapan di kantin kampus, apalagi papanya sedang tugas di kota lain selama tiga bulan. Ia bergegas keluar dari unit apartemennya dan berjalan cepat menuju lift.
Kimberly menghembuskan nafasnya kasar, kampusnya mengirimkan delegasi untuk pertandingan menyelam, Kimberly dan beberapa temannya ditunjuk sebagai official untuk mendampingi atlet diving yang berjumlah 5 orang. Ia malas sebenarnya namun karena ia ditunjuk ia tak bisa menolak. Mereka berangkat menaiki mobil fakultas menuju tempat event dilaksanakan, di gedung olah raga dengan kolam buatan untuk diving sedalam 10 meter. Peserta diving akan terlihat oleh juri karena ada dinding kaca yang menunjukkan aktivitas penyelam peserta lomba.
Juri dan beberapa official sudah bersiap melihat para atlet yang akan menyelam, juga Kimberly dan beberapa temannya. Beberapa atlit diving sudah mulai masuk dalam air dan melaksanakan tantangan dari jari di dasar kolam selam itu, beberapa tantangan sudah berhasil dilakukan namun tak berapa lama salah seorang penyelam seperti mengalami kesulitan dan kemudian tak bergerak di dasar kolam selam, panitia panik, tim rescue segera diturunkan namun sudah beberapa menit tak kunjung menyelam, Kimberly yang melihat hal itu khawatir jika atlit diving itu tidak bisa bertahan. Ia dilema, ia ingin menolong namun ia tidak bisa menyelam, ia melihat atlit di dasar kolam selam itu belum juga bergerak dan tim rescue juga belum ada tanda tanda menyelam.
Kimberly merasa tangan kirinya seperti ada yang menarik membuatnya kemudian berdiri, ia tak melihat siapapun yang menarik tangannya, Kimberly mengikuti sesuatu yang tak kasat mata yang menarik tangannya itu hingga keluar dari ruangan dan naik menuju kolam selam, matanya mendelik saat ia ditarik menuju kolam selam, ia berusaha menarik tangannya namun ia tak bisa menahan tubuhnya yang terus mendekati kolam selam dan tanpa aba aba tubuhnya meluncur memasuki kolam selam dan menyelam, Kimberly berusaha naik namun entah kenapa ia malah semakin menyelam ke dasar kolam selam, Kimberly khawatir ia tidak bisa bertahan dalam air tapi ia tidak merasakan sesak saat masuk dalam air, bahkan ia bisa bernafas seperti layaknya di luar air, padahal ia ada di dalam air dan hampir sampai dasar kolam selam.
Menyadari ia bisa bernafas dalam air, Kimberly segera menarik tubuh atlit selam itu untuk naik ke atas, di atas sudah ada tim resque yang menarik Kimberly dan atlit diving yang pingsan itu, mereka juga sudah memanggil tim dokter yang memang dipersiapkan untuk kejadian seperti ini, tim dokter segera mmbawa atlit itu ke ruangan khusus penanganan dan tindakan. Teman teman Kimberly mendekati Kimberly yang masih duduk di tepi kolam selam.
"Kamu gila Kim, kenapa kamu yang menyelam dan menolong atlit itu, kalau kamu yang celaka bagaimana?"
Kimberly hanya tersenyum simpul.
"Aku tadi refleks" kilah Kimberly.
"Ayo ke ruang pengobatan, siapa tahu kamu terluka, kamu tadi menyelam selama 15 menit tanpa bawa alat apa apa" teman Kimberly bernama Sarah dan Sita membawa Kimberly menuju ruang pengobatan dimana tim dokter sedang menangani atlit yang pingsan tadi.
Sita mengatakan sesuatu pada seorang perawat, perawat itu mengangguk, Sita meminta Kimberly masuk ke dalam ruang pengobatan dengan baju basah.
"Kim....?, kamu kenapa basah begini?"
Kimberly terkejut saat sudah ada Reynand didepannya.
Lynagabrielangga