Sebelas

1727 Kata
"Kim....?, kenapa kamu basah begini?" Kimberly terkejut akan keberadaan Reynand di tempat ini. "Doktet Reynand??, aku...." "Dia gadis yang menarik atlit diving yang pingsan itu naik tanpa pengaman dok jadi kita juga harus memeriksa keadaannya " ucap seorang perawat yang membantu Reynand, jawaban perawat sontak mengejutkan Reynand, ia melihat sendiri kedalamam kolam itu, tidak mungkin seseorang yang bukan atlit diving bisa menyelam tanpa alat apalagi menolong orang lain dan menariknya keatas, paling tidak membutuhkan waktu lebih dari 15 menit. Namun ia hubungkan kejadian ini dengan kejadian yang dialaminya beberapa waktu lalu bersama Kimberly, mungkin ini salah satu kekuatan yang dimiliki Kimberly, tanpa banyak kata Reynand keluar meninggalkan ruang pengobatan membuat Kimberly bingung. Kimberly hanya diam dan tetap berdiri di tempatnya, ia rasa Reynand akan mengatakan semuanya pada papanya. Tak lama kemudian Kimberly melihat Reynand kembali masuk dalam ruang pengobatan membawa sesuatu. "Ganti pakaian kamu dengan ini Kim, nanti kamu sakit" Reynand menyerahkan pakaian ditangannya pada Kimberly, Kimberly menerimanya dengan bingung tak menyangka Reynand mengambil pakaian kering untuknya, Kimberly mencari ruang tertutup untuk berganti pakaian, pakaian yang diberikan Reynand adalah setelan kaos olahraga kampus, mungkin tadi ia keluar memintanya pada pihak kampus. Setelah Kimberly selesai berganti pakaian,  ia keluar dari ruang tertutup itu, ia terkejut karena Reynand sudah ada didepannya. "Biar aku periksa keadaanmu" "Aku tidak apa apa dokter Reynand" "Jangan banyak bicara dulu" Reynand meminta Kimberly duduk di kursi, Kimberly hanya bisa menurut, Reynand menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Kimberly, ia mulai memeriksa denyut nadi dan jantung Kimberly, tetapi semuanya normal tidak ada masalah. "Semuanya bagus, tapi kamu jangan pulang dulu, tunggu disini" "Untuk apa?, I'm fine isn't?" "Just wait here" Reynand berdiri menuju sebuah brankar yang tertutup  kelambu. Kimberly menatap kepergian Reynand dengan wajah tidak suka, kenapa pria itu suka sekali memaksa dan anehnya ia menurut saja dengan ucapan pria itu. ~~~ ~~~ "Makan ini" Reynand menyerahkan kotak makanan pada Kimberly. "Kamu tidak harus melakukan itu dokter Reynand" "Reyn saja" "Aku sudah dewasa Reyn, bisa beli makanan sendiri, tidak usah perdulikan ucapan papa" "Aku sudah berjanji akan menjagamu saat dia bertugas di luar kota" Kimberly menghembuskan nafasnya kasar dan menerima kotak makanan dari Reynand dan mulai makan. Setelah kejadian di kolam selam itu, Reynand memaksa Kimberly menunggu dan mengantarkan Kimberly pulang, ia juga memesan makanan secara online untuk Kimberly bahkan Reynand juga mengantarkan Kimberly hingga masuk dalam unit apartemennya. "Baiklah kalau begitu aku pulang" "Hei... Kamu tidak makan juga?" "Aku makan di apartemen aku saja" Reynand kemudian keluar dari unit apartemen Kimberly dengan pandangan aneh dari Kimberly. "Kenapa dia mau saja mengikuti keinginan papa?, dia bisa saja menolak" gumam Kimberly melanjutkan makannya. Setelah makan Kimberly kemudian mandi dan istirahat. Sedangkan Reynand juga melakukan hal yang sama, setelah makan ia mandi dan istirahat, satu hal yang mengganggu fikirannya adalah besok kedua orangtuanya akan datang dan ingin bertemu dengan keluarga Valeria dan membicarakan pernikahan, ia belum mengatakan apapun pada kedua orangtuanya jika ia dan Valeria sudah putus hubungan, ia ingin mengatakannya secara langsung tapi ia sulit mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tentu kedua orangtuanya tidak akan percaya dengan apa yang ia katakan tentang Valeria, mama dan papanya termasuk keluarga modern dan tidak mungkin percaya dengan aliran seperti yang diikuti oleg Valeria. Reynand berfikir ia harus mencari alasan lain kenapa ia dan Valeria putus, alasan yang lebih masuk akal. Ia anak sulung dari seorang diplomat yang sering berpindah tugas dari negara satu ke negara lainnya, adiknya Arina juga sedang mengambil  S2 di singapore dan sialnya Arina juga akan pulang bersama kedua orangtuanya, ia tahu adiknya ini akan tahu jika ia berbohong nanti karena Arina paling tahu tentang dirinya. Ia tidur dengan gelisah, membayangkan chaos yang terjadi esok hari. ~~~ ~~~ Reynand berdiri di pintu kedatangan Internasional, ia sedang menunggu mama dan papanya yang memang sedang ada urusan dengan kemenlu dan harus pulang, dan sekaligus ingin membahas hubungan Reynand dan Valeria. 15 menit menunggu, Reynand melihat mama dan papanya keluar dari pintu kedatangan, Reynand tersenyum menyambut kedatangan mama dan papanya yang sudah sangat lama tak bertemu. "Reyn...." "Ma.... Pa.... " Reynand bergantian memeluk papa dan mamanya. "Kita tunggu Arin atau bagaimana?" tanya bu Marisa. "Dia kan tahu alamat apartemen Reyn ma, biar dia naik taksi, landing pesawat Arin setengah jam lagi" "Ya sudahlah,  ayo" pak Ivan mengajak istri dan anaknya keluar dari bandara menuju area parkir dimana mobil Reynand berada, tak menunggu lama mereka sudah menyusuri jalanan menuju apartemen Reynand. "Kenapa tidak mengajak Valeria menjemput mama dan papa?, apa dia terlalu sibuk?" tanya bu Marisa yang hanya dijawab senyuman oleh Reynand. Setelah sampai di apartemennya, Reynand meminta kedua orangtuanya istirahat di kamar yang sudah ia persiapkan, untungnya unit apartemen Reynand cukup besar dengan 3 kamar besar. Sebenarnya mereka punya rumah di pondok indah namun karena terlalu besar Reynand malas menempatinya seorang diri dan memilih membeli apartemen, sedangkan rumah pondok indah ia sewakan dari pada kosong dan rusak nantinya. Ia izin sebentar untuk menjemput kedua orangtuanya dan mengantarkannya ke apartemen, dia harus kembali ke rumah sakit untuk berdinas, ia sudah belanja bahan makanan karena ia tahu mamanya sangat suka memasak, apalagi setelah lama tinggal di luar negeri, pasti ingin segera eksekusi bahan bahan bahan itu, Reynand segera kembali ke rumah sakit dengan terlebih dahulu pamit pada mama dan papanya. ~~~ ~~~ Reynand membuka pintu apartemennya, bau harum masakan mamanya meyeruak memenuhi indera penciumannya, masakan yang ia rindukan, sudah sangat lama ia tak menikmati masakan mamanya. Reynand melangkah masuk melewati ruang tamunya yang luas menuju dapur yang menyatu dengan ruang makan. "Sepertinya enak" "Tentu saja, masakan mama" jawab Arina yang duduk di meja makan sedangkan bu Marisa sedang memasak. "Sudah pulang kamu?, kufikir nyasar ke rumah pondok indah" kelakar Reynand sambil duduk di sebelah Arina. "Tuh ma, mulai deh kak Reyn menggoda Arin" celoteh Arin. "Reyn.... Jangan menggoda Arin"tegur bu Marisa. "Iya maaf ma, nih bocah terlalu lama di singapore nih, dekat tapi tidak pernah kesini" "Aku kan sibuk kuliah kak" "Ada liburnya pasti Rin" "Tapi aku punya berita bagus buat ksk Reyn" "Apa?" tanya Reynand sambil memasukkan tempe goreng ke mulutnya. "Aku transfer ke universitas di Jakarta and guess what?, I'm lived with you here" "What??!!, are serious?" tanya Reynand tak percaya. "Itu benar Reyn, mama tidak suka Arin kuliah di singapore seorang diri, jaman sekarang itu banyak bahaya diluar sana, jadi mama minta tolong ya, jaga adik kamu" "Iya ma" "Bagaimana kalau kamu menghubungi Valeria, apa dia sangat sibuk sehingga ada calon mertua datang tidak mau menemui?" pinta bu Marisa pada Reynand. "Reyn mandi dulu ma, gerah dan lengket badan Reyn" kilah Reyn segera berdiri meninggalkan ruang makan menuju  kamarnya, Arina dan bu Marisa saling pandang, Arina mengendikkan bahunya saat bu Marisa memberikan isyarat pertanyaan ada apa dengan Reynand. "Kakak kamu kenapa Rin?, seperti menyembunyikan sesuatu" "Iya ma, kenapa mengalihkan pembicaraan saat kita bertanya tentang kak Valeria" "Coba nanti kita tanya lagi, kita pulang kan juga ingin bertemu Valeria dan membicarakan keseriusan hubungan mereka, kamu panggil papa Rin, makan malam sudah siap" "Oke ma" Arina berdiri dan menuju kamar yang ditempati papa dan mamanya jika pulang ke Indonesia dan menginap di apartemen Reynand. Reynand keluar dari kamar dengan perasaan segar setelah mandi, namun hatinya bersiap menerima pertanyaan dari kedua orangtuanya tentang dirinya dan Valeria. Mereka kemudian makan dalam diam, Reynand menebak nebak apa yang akan ditanyakan mama dan papanya tapi satu yang pasti jika ia tidak bisa menikah dengan Valeria. Setelah makan mereka masih duduk di ruang makan. "Reyn.... " "Iya pa" "Bagaimana hubunganmu dengan Valeria?, kapan kalian akan meresmikannya?" Reynand menghela nafas panjang, ia sulit mengatakan sejujurnya jika ia sudah putus dengan Valeria, ia tak ingin mama dan papanya yang sudah banyak berharap kecewa padanya. "Maafkan Reyn pa, ma. Reyn tidak bisa menikah dengan Valeria. Kami sudah putus" "Apa...??" pekik mama dan papa Reynand juga Arina bersamaan. "Iya benar" "Tapi kenapa?" tanya bu Marisa. "Intinya kami sudah tidak bisa sejalan lagi ma apalagi menikah. Please jangan pertanyakan detailnya" "Sayang sekali nak, padahal papa ingin sekali kamu segera menikah" "Reyn akan menikah pa itu pasti tapi bukan sekarang dan juga bukan dengan Valeria" "Apa begitu prinsip pertengkaran kalian sehingga tidak bisa kembali bersama?" "A kind of, ok stop membahas aku, mama dan papa akan bertugas kemana setelah ini?"tanya Reyn. "Lusa kita baru akan ke gedung kemenlu dan membicarakannya, kenapa?" "Tidak apa apa, just asking, baiklah kalian istirahat, pasti lelah setelah berjam jam di pesawat, aku juga mau istirahat" Reynand berdiri dan melangkah menuju kamarnya. "Terlihat sekali jika Reyn terluka dengan putusnya hubungannya dengan Valeria" ucap bu Marisa. "Iya, but kita harus menghormati keputusannya ma, kita jangan memaksa, jika nanti ada jodoh pasti Reyn akan menikah" "Iya ma, kak Reyn pasti punya pertimbangan sendiri putus dengan kak Val" "Ya sudah kita istirahat, kamu juga Rin" "Iya pa" Mereka kemudian masuk ke dalam kamar masing masing, sedangkan Reynand dikamar sudah merebahkan diri di ranjangnya, ia menatap langit langit dan menerawang, walau bagaimanapun juga ia bertahun tahun pacaran dengan Valeria, tak mungkin ia bisa cepat menghapus rasa itu walau mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Ia lihat jam dinding masih jam 9 malam ia teringat sesuatu dan segera terduduk. "Ya ampun Kim, apa dia sudah makan malam?" gumam Reynand, ia kemudian beranjak dari ranjang dan bergegas keluar kamar dan membuka kulkas melihat makanan yang tadi dimasak mamanya, untungnya bu Marisa memasak beberapa jeni makanan dan masih banyak, ia berniat membawakan untuk Kimberly. Reynand mengambil kotak makanan dan mengisinya dengan nasi dan beberapa lauk. Ia kemudian bergegas keluar dari unit apartemennya dan menuju apartemen Kimberly namun baru beberapa langkah, Reynand menghentikan langkahnya karena dari arah berlawanan ia melihat Kimberly berjalan menuju ke arahnya, Sepertinya gadis itu akan keluar. "Kim..... " Kimberly menghentikan langkahnya saat melihat Reynand menuju ke arahnya. "Kamu mau kemana?" "Mau keluar, aku tadi tertidur sejak sore jadi aku belum dinner, aku mau makan diluar" "Tidak perlu, aku membawakanmu makanan" Reynand mengangkat kotak makan ditangannya. "Are you cooking?, kamu tidak perlu melakukan itu  Reyn, aku bisa beli. Sudah kubilang jangan hiraukan permintaan papaku" "Tidak, ini mamaku yang masak" "Mama kamu?, aku makin tidak enak Reyn, sudahlah bawa kembali biar aku beli diluar" Kimberly melangkah meninggalkan Reynand yang masih terdiam, Reynand merasa Kimberly menjaga jarak darinya, ia kemudian berbalik dan mengejar Kimberly dan berjalan sejajar dengan Kimberly,  kini malah Kimberly yang menghentikan langkahnya. "What are you doing Reyn?" "Aku ikut denganmu cari makan keluar?" Reynand melangkah mendahului Kimberly. "Ayo Kim.... " ucap Reynand saat ia sudah masuk lift dan Kimberly masih berdiri ditempatnya. Lynagabrielangga
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN