“Jawab, Enar!” Deg! Enardo mendekatinya, hendak membelai wajahnya. Namun Aishe menolaknya, kedua tangannya terangkat ke atas. “Cukup!” Dia menatap lekat Enardo. Kedua matanya memerah. Dia terus berpikir keras, mengenai arti dari permintaan maaf Edrick padanya. “Kau mau menjelaskannya padaku … atau tidak ?” Tanya Aishe dengan nada dingin. Glek! Enardo mengerjapkan kedua matanya. Dadanya naik turun mengontrol emosinya. Kepalanya menggeleng pelan. “Dengar, Baby. Kita bisa bicarakan ini di dalam. Ayo …” Dia hendak menyentuh tangan Aishe, namun lagi-lagi wanitanya menolak dan mundur satu langkah ke belakang. “Enar ?” Aishe kembali membuka suaranya. … Enaly, dia sudah menatap tajam suami dan Ayah mertuanya. Dia terus menimang cucunya, tanpa mendiamka