… Di dalam perjalanan., Sudah 15 menit berlalu. Mobil yang mereka naiki bahkan sudah melewati 1 lampu merah. Tapi tidak satupun dari mereka yang membuka percakapan. Enardo mengeraskan rahangnya. Genggaman kedua tangannya semakin mengerat pada stiur yang dia pegang. Kedua matanya masih fokus, menatap lurus ke depan. Namun sesekali dia melirik ke arah kiri. Melihat Aishe yang tahan berdiam diri, tanpa mengajaknya berbicara sepatah katapun. ‘Ayo, Enar! Apa yang kau takutkan, huh ?!’ Tangan kanannya terlepas dari sana. Menyiku di pintu mobil. Dia memijit keningnya. ‘Jangan bodoh!’ ‘Dia sudah ada disampingmu!’ Bathinnya menggeram, sebab nyalinya ciut hanya untuk sekedar menyapanya ringan. Aishe masih menatap ke arah luar. Kedua jemarinya