Willy menghela napas dalam, merasa berat, merasa sangat lelah. Tak ada hal lain yang mampu ia lakukan selain terpejam kemudian menunduk pasrah karena tak mungkin juga ia meluapkan emosinya dengan marah-marah. Di hadapannya kini masih ada Rossa. Mamahnya itu pasti terluka, Rossa pasti dilema karena tak mungkin berpihak apalagi membela pada Willy atau pun Ferro. Willy tidak mau egois sekalipun Ferro membuatnya sulit menahan emosi. Rossa yang masih membungkuk loyo membiarkan tubuhnya direngkuh Willy. Meski sadar ulahnya tak mungkin berdampak besar, melalui pelukan yang dilakukan, Willy berharap mempu meredam ketidaknyamanan yang Rossa rasakan walau hanya sedikit. “Aku sayang Mamah melebihi apa pun. Dan aku yakin, Mamah tahu Diana dan Manyu juga sangat menyayangi Mamah.” Willy bertutur lir