POV Anto Jangan tanyakan berapa jam kami tertidur. Dari jam dua siang sampai sampai jam tujuh malam. Kamar gelap menyadarkanku, aku telah tidur amat lama. Aku yang lebih dulu terbangun, menyalakan saklar lampu sehingga cahaya lampu mengusik Marni. Sejenak kuamati wajah itu, wajah tenang Marni yang membuatku tersenyum kecil. Kudekati dia, meletakkan tanganku di lengannya yang lembut. Kemudian kugoyangkan sedikit untuk membangunkannya. "Marni, ayo bangun! Sudah jam tujuh malam." Marni perlahan membuka matanya. Lalu memejamkannya kembali. "Aku masih mengantuk, Om." "Kita sudah tidur lima jam. Ayo bangun, mandi dan makan malam." Walaupun terkesan enggan, Marni bangkit. Matanya yang sayu menatapku. Entah kenapa, ada desir halus yang tak biasa saat ini. Padahal Marni tak berniat apa-apa,