48. Pulang

1945 Kata

“Hoy! My lovely secretary… Akbar!” Argio melepaskan tanganku yang ia genggam sejak kita turun dari pesawat untuk menghampiri Akbar yang datang menjemput kami sore ini di bandara. Berkebalikan dengan Argio yang memasang ekspresi secerah matahari pagi, Akbar justru menampilkan ekspresi sekelam awan badai. Dan tentu saja, penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah karena ulah suamiku. ”Lovely my ass! Dari sekian banyak orang yang bisa jemput lo, lo malah nyuruh gue—bajingan.” Akbar menepis tangan Argio yang seolah ingin memeluknya. ”Weits—galak amat sama bos sendiri! Nggak kangen emangnya lo sama gue, Bar?” “Kangen apaan, lo aja ngechat gue setiap hari buat pamer soal La—“ Argio tiba-tiba membekap mulut Akbar hingga lelaki itu tidak dapat menyelesaikan ucapannya. Pamer soal apa ma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN