49.Ngapel, ceritanya

2287 Kata

“Permisi!” Argio berseru sambil masuk ke dalam rumahku setelah melepaskan sepatu dan helmnya. “Kok nggak ada yang nyahut, sih, Ras?” tanyanya celingukan karena hanya ada keheningan yang membalas sapaannya tersebut. Tanganku bergerak membantu Argio melepaskan jaket kulit yang digunakannya. “Kalau ada yang nyahut malah serem lah, Gi, kan nggak ada siapa-siapa selain aku.” Argio menoleh ke arahku dengan cepat. “Hah? Bener-bener sendirian? Not even ART?” Aku mengangguk, sedikit terhibur dengan ekspresi Argio yang tampak shock dengan fakta bahwa aku tinggal di rumah ini sendirian. “ART yang suka bantu-bantu datengnya seminggu dua kali, kebetulan mbak udah dateng kemarin jadi jadwal dia dateng lagi baru lusa.” “You’re really something else, Ras.” Argio bergumam teramat pelan. Meski masih bis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN