Jayden duduk menumpu kepalanya, matanya terpejam dengan pikiran kalut penuh amarah. Selain itu dia juga merasa kacau karena Zakiyah bersikeras pergi entah ke mana. Sudah dia pantau transaksi keuangan kartu ATM yang dipegang Zakiyah, tapi sama sekali tidak ada penarikan uang atau transaksi apapun. “Itu sebabnya wanita tidak boleh pegang uang!” gerutunya kesal. Sudah pasti Zakiyah lebih rela memakai uangnya sendiri daripada menggunakan kartu ATM pemberian Jayden. “Tuan,” Jayden langsung mengangkat kepala begitu mendengar Ario datang, berdiri menyambut kedatangan tangan kanannya itu. “Bagaimana? Kalian menemukannya?” tanyanya dengan tidak sabar. Ario menghela nafas berat, kemudian menggeleng lemah. Di detik yang sama pula kerah bajunya diraih Jayden dengan kasar. “Dasar tidak becus!