Dafa menatap Yuri lekat. Pandangan matanya fokus pada dua bola mata hitam dengan bulu mata lentik Yuri. Yuri langsung menunduk. Tak kuasa di tatap seperti itu oleh Kak Dafa, lelaki yang selama ini diam -diam ia sukai. Yuri hanya mampu bercerita pada Yumna bajwa ia kagum pada Kak Dafa. Sampai suatu hari pernah, Yumna berada di kamar Kak Dafa dan menyambungkan teleponnya pada Yuri. Yumna sengaja karena Yuri rindu suara Kak Dafa. Selucu itu kaum remaja yang baru mengenal cinta. "Kok nunduk? Memang gak mau tunangan sama Kak Dafa?" tanya Dafa pada Yuri yang semakin membuat jantung Yuri loncat dari organ tubuhnya. Deg ... Kenapa ini harus terjadi. Rasanya malu sekali. Tapi suka. "Kak ... Sudah malam. Takut kemalaman," pinta Yuri pada Kak Dafa. "Oke ... Oke ... Yuk kita pulang. Kalau gak ma