Maura sudah benar -benar terlelap. Panji sudah mengangkatnya kembali ke kamar tidur mereka dan merebahkan di kasur empuknya. Ponselnya terus berdering. Anetha meneleponnya. Panji hanya mendiamkan hingga dering telepon itu mati dengan sendirinya. Layar ponsel itu terus saja menyala. Panji hanya menatap tanpa peduli. Nama Anetha terus saja muncul di layar ponselnya. Anetha pun mengirimkan pesan singkat kepada Panji, "Papah sakit masuk ICU. Apa kamu gak ada rasa khawatir?" Panji membacanya dan tak peduli. Tapi, Anetha adalah orang ketiga yang memberi tahunya membuat Panji pun kepikiran tentang kesehata kedua orang tuanya yang memang sudah mulai menua. Terlebih Papahnya yang sudah mulai sakit -sakitan. Panji hanya tidak ingin, apa yang ia kasihani malah berbalik padanya karena suatu jeba