Saling Memikirkan

1683 Kata

Pagi itu udara Bali masih sejuk, embun di dedaunan belum benar-benar menguap. Burung-burung kecil berkicau dari pepohonan sekitar rumah Nadira, sementara sinar matahari baru saja menembus sela-sela tirai kamarnya. Ia baru saja terlelap kembali setelah salat Subuh ketika suara bel di depan pagar membuatnya terlonjak. Setengah mengantuk, Nadira meraih kimono tipis yang tergantung di belakang pintu dan menyeret langkah menuju pintu depan. Saat membuka pagar, matanya langsung membulat. "Bian?" suaranya terdengar parau, setengah tidak percaya. Bian berdiri di depan pagar dengan kaus abu-abu tipis, celana pendek, dan sepatu jogging. Rambutnya agak acak-acakan, tapi justru itu yang membuatnya terlihat lebih santai dan... entah kenapa, lebih menawan dari biasanya. "Kok kamu kesini pagi-pagi?"

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN