Malam itu suasana rumah Papa Ary terasa ramai tapi nyaman. Amira baru saja tiba dari Bandung sore tadi, setelah menempuh perjalanan cukup panjang bersama suaminya dan dua anak mereka. Tujuan utamanya sederhan, mereka hendak mengantarkan anak bungsunya ikut lomba matematika besok pagi di Jakarta, dan tentu saja kesempatan itu sekalian dipakai untuk menengok orang tuanya yang sudah dua bulan tak dikunjungi. Malam minggu ini juga mereka manfaatkan untuk pergi bersama, lumayan komplit hanya minus Nadira dan Risa. Mereka makan malam di luar, bersama Safira dan juga Benny. Waktu makan malam itu Safira banyak bercerita tentang perkembangan kehamilan Risa dan bagaimana kehidupan Risa dan Nadira Edinburgh. Saat itulah tiba - tiba Amira teringat soal pertemuannya dengan Bian. Tapi tidak dia sampai

