Sore itu kafe kecil di sudut Senopati tampak ramai. Musik akustik mengalun pelan, aroma kopi bercampur wangi pastry memenuhi udara. Di sudut ruangan dekat jendela, empat perempuan duduk melingkar. Mereka tampak akrab sesekali tertawa, kadang serius. Clarissa, dengan wajah sedikit muram, menatap cangkirnya yang sudah setengah dingin. "Kok bisa gitu, Ris? Perasaan Bian itu kalem-kalem aja," tanya Audrey sambil mengernyit setelah mendengar cerita Clarissa tentang hubungannya dengan Bian, ia mencelupkan sendok ke dalam gelas latte-nya. Clarissa menghela napas. "Itu yang gua nggak ngerti. Dulu-dulu juga dia selalu ho oh, ho oh aja. Nggak tahu kenapa sekarang jadi masalah. Yang kerjaan gue lah, yang pergaulan gue lah... Aneh banget." Audrey, Vina, dan Tessa saling pandang. Mereka tahu betul C

