Interaksi Yang Berbeda

2314 Kata

Kafe yang mereka datangi malam itu masih cukup ramai. Dari luar, tembok bata merah dan lampu-lampu kuning temaram membuat suasananya terasa hangat. Di beberapa meja, kelompok anak muda masih tertawa, sebagian lagi tenggelam dalam percakapan yang lebih tenang. Sepertinya tempat itu memang jadi tongkrongan favorit di kawasan itu. Meski begitu, Nadira dan Bian tetap mendapat meja kosong di tengah ruangan. Tidak terlalu strategis, memang, tapi cukup nyaman untuk dua orang yang ingin bicara tanpa terlalu banyak perhatian. Udara malam ini terasa lebih hangat dari biasanya. Mungkin karena angin laut yang tertahan di balik tembok kafe, membuat hawa di dalam terasa agak pengap. Nadira mengibaskan rambut panjangnya ke belakang sebelum membuka menu. "Saya minta es jeruk aja, deh," ujarnya pada pel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN