Bantahan Bian

2276 Kata

Suasana di kamar utama rumah keluarga Owka Narendra di Cipete sore itu tegang, nyaris mencekik. Udara pendingin ruangan yang biasanya menenangkan terasa seperti tak bekerja sama sekali. Bian duduk di tepi ranjang orang tuanya, masih mengenakan seragam dinas lengkap, kemeja putih dengan sayap perak di d**a, bar atau tanda pangkat di bahu, dan celana hitam juga masih rapi, hanya sepatu yang sempat ia lepas sebelum masuk kamar ini. Wajahnya yang tadi terlihat letih, sekarang malah jadi tegang, matanya kini terbuka lebar menatap kedua orang tuanya dengan sorot tidak percaya. "Sumpah demi Allah, Ma ... aku nggak pernah sampai tidur sama Risa," ucap Bian dengan suara bergetar, nyaris tak percaya harus mengucapkannya ketika ia seolah telah menjadi tertuduh. "Mana mungkin aku menghamili dia. Ini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN