Sore itu, suasana rumah orang tua Safira terasa lebih hening dari biasanya. Udara di teras yang biasanya membawa semilir hangat sore kini terasa berat. Safira duduk di ruang makan, di antara Papa dan Mamanya yang menatapnya dengan campuran heran dan cemas. "Aku cuma mau jelasin semuanya, Pa, Ma," katanya perlahan, menatap lantai. "Pertunangan Clarissa sama Bian sebenarnya sudah batal hari Sabtu yanag lalu… " ucapnya dengan suara sedikit bergetar. Mama Nenny terdiam lama. Papanya hanya menghela napas panjang, matanya tertuju pada vas bunga di meja, seolah sedang berusaha menelan berita itu dengan tenang. "Astaghfirullah," ucap sang mama akhirnya, lirih tapi penuh getir. Safira menceritakan semuanya, mulai dari Bian dan orang tuanya datang ke rumah mereka malam minggu lalu, Awalnya mer

