Clarissa membuka pintu rumahnya dengan langkah pelan. Malam ini hujan baru saja reda, meninggalkan aroma tanah basah yang samar tercium ketika ia melewati teras depan. Sudah beberapa hari ini hujan turun sangat deras, biasanya mulai dari sore atau kadang tengah malam, sementara pagi hingga siang biasanya panas sangat terik, benar - benar perubahan yang sangat ekstrim, persis seperti hubungannya dengan Bian. Dari yang sepertinya cinta sampai mati ternyata berubah dalam hitungan bulan, tragis. Sepatu hak yang dipakai Clarissa beradu lembut di lantai marmer ruang tamu yang sunyi. Sementara lampu gantung di ruang keluarga masih menyala, menandakan kedua orang tuanya belum tidur. Dari arah ruang keluarga, terdengar suara Mama Safira memanggil lembut, "Risa, baru pulang, Nak?" Clarissa berjal

