Telepon itu tersambung di tengah isak yang muncul lagi ketika mengingat Bian yang ingin meninggalkannya. "Anne ... gue nggak tahu harus gimana lagi…" suara Clarissa serak, tersendat di sela tangis yang terdengar semakin berat. Anne yang sedang berada di apartemennya bersama Tiara langsung menegakkan tubuh. Ponselnya dibuat dengan mode speaker supaya Tiara yang ada di dekatnya juga bisa mendengar. "Ris, lo tenang dulu, napas dulu. Ada apa? Ini gue lagi sama Tiara, gue speakerin biar dia bisa denger," ucap Anne, ia berusaha sabar walau sudah bisa menebak ini pasti soal Bian dan Nadira. Tiara ikut menatap cemas. Anne memberi isyarat dengan tangan, minta Tiara diam dulu. "Lo di rumah, kan?" "Di rumah... gue nggak bisa tidur, Anne. Hati gue masih sakit banget rasanya." Anne menarik n

