Sore itu, rumah keluarga Owka Narendra terasa tenang. Udara dari taman kecil di belakang rumah membawa aroma wangi melati yang baru disiram. Dari ruang keluarga, suara TV terdengar pelan, tapi tak ada yang benar-benar menontonnya. Papap Owka baru saja pulang dari tugas terbang. Langkahnya agak berat ketika memasuki kamarnya. Di wajahnya ada lelah yang biasa, khas seorang Captain yang baru mendarat setelah beberapa kali take off landing hari ini. Namun begitu matanya menangkap sosok istrinya di depan pintu kamar, semua rasa letih itu seolah hilang separuh. Mama Jani menyambutnya dengan senyum hangat seperti biasa. Ia memeluk suaminya, mengambil koper kecil yang diseretnya, lalu membantu melepaskan dasinya. "Mau makan nggak, A'?" tanyanya lembut. "Nanti malam aja," jawab Papap Owka pelan

