“Sinta, aku tidak bisa bernapas. Jangan kencang-kencang paluknya. Aku enggak pergi,” ucap Agus dengan mengusap kepala Sinta.
Sinta mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Agus. Dia tersenyum malu melihat Agus yang juga menatap wajahnya. Agus menyentil kening Sinta dengan lirih. Sinta mengerucutkan bibirnya dan mengusap keningnya.
“Sakit tau!” tukas Sinta.
“Lagian disuruh jangan erat-erat meluknya, malah tambah erat, pakai senyum-senyum segala lagi!” ucap Agus yang menahan rasa gemasnya. Dia ingin mencium bibir Sinta yang manis itu.
“Mas, kamu mau mampir ke rumah, kan?” tanya Sinta.
“Iya, aku pengin ketemu Intan,” jawab Agus.
“Hanya ingin ketemu Intan saja?” tanya Sinta lagi.
“Lalu maunya kamu apa lagi, Sinta?” tanya Agus.
“Enggak ada mau lagi sih,” jawab Sinta dengan gugup dan mal
