Ardana memasuki kamar rawat Maura, terlihat ibu Maura dan juga Elvan sedang menemani Maura, mereka memang menunggu di depan ruang operasi tadi. Karena kesehatan Alisia yang belum seratus persen, sehingga Alisia tidak dapat menemani Maura, dia pun masih memakai kursi roda, akan sulit jika datang malam ini, meskipun dia berkeras akan datang esok hari. Mata Maura terlihat sembab, akibat terlalu banyak menangis meskipun dia saecar dengan metode eracs tetap saja dia diminta beristirahat sampai esok hari di ruangan ini tanpa terlalu banyak bergerak. “Pi, bagaimana anak kita?” ujar Maura. Ardana hanya tersenyum, memaksakan senyumnya. Theana menarik napas panjang, dia tahu pasti ada sesuatu yang buruk karena tadi Maura mengatakan bahwa anak keduanya sempat tidak menangis saat dilahirkan. “