82. Pecahnya Perisai

1933 Kata

“Ma, katakan itu bohong,” mohon Ardana. Alisia hanya menunduk dalam. “Sebenarnya kala itu, orang yang kami ingin lukai itu Maura, karena ketika bersamanya kamu benar-benar tidak bisa kami kendalikan, kamu menjadi anak pembangkang, dan kami khawatir kamu terseret pergaulan yang tidak benar,” ucap Alisia pada akhirnya. Ardana mengempaskan punggung ke sandaran kursi, tiba-tiba ototnya terasa melemah hanya untuk menopang tubuhnya. “Ma,” ucap Ardana putus asa. “Sampai kemudian dia benar-benar melakukan apa yang kami perintahkan, hanya saja dia mencelakai ayah Maura. Mama sempat berpikir bahwa papa kamu yang meminta mencelakakan ayahnya saja untuk menggantikan Maura, tapi sampai papa kamu meninggal dia tetap berkata bahwa dia tidak pernah menyuruh hal itu, padahal mama yang meminta papa be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN