Shabira sangat meradang, tentu saja, kedua orang tuanya tiba-tiba meminta dia segera kembali ke Jakarta dan mengatakan bahwa pertunangan mereka telah batal karena kedua orang tua Azra tahu bahwa Shabira adalah dalang di balik hilangnya Freya selama beberapa tahun ini. Setelah satu jam lebih menenangkan diri di luar, dia pun masuk ke ruang rawat Azra. Shabira memandang Azra dengan pandangan marah, dia mengambil tasnya dan pergi begitu saja. Azra meraih tongkatnya dan berjalan menyusulnya dengan kaki sebelah yang diangkat. “Kita putuskan tunangan kita saat ini!” “Shabira! Ada apa?” tanya Azra yang tidak mengerti. Shabira terburu menuju ruang UGD. “Di mana Freya!?” bentaknya pada perawat yang berjaga. “S-sedang tidak di tempat,” ujar Perawat itu ketakutan, melihat mata Shabira yang