Taktik Licik

1830 Kata

Gila, satu kata itu yang mendeskripsikan Dhika. Egois, seenaknya, dan selalu memutuskan sendiri tanpa mau mendengar pendapat orang lain. Tapi apa daya? Kaluna tidak berdaya. Pria itu sudah bilang urusan ini penting dan Kaluna harus ikut. Lagi pula, pekerjaannya sudah dibagi dan diambil alih oleh tim kantor. Seolah-olah semuanya sudah diatur supaya ia bisa bersantai. Jadi… yasudahlah. Mungkin memang ia butuh jeda, penyegaran setelah kekacauan dengan Cendana Group, juga setelah Rihana kembali membuat kepalanya pusing. Ia memilih diam di kursi penumpang, memejamkan mata, mengabaikan Dhika yang sibuk mengendalikan setir Porsche abu-abu itu. Jalan tol terasa panjang, suara ban yang beradu dengan aspal mengalun monoton, hingga akhirnya Kaluna benar-benar terlelap. Tubuhnya merileks, kepalanya s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN