Panas dan Lengket

2261 Kata

Seperti dugaan Kaluna, tubuhnya kini tunduk dalam gelombang gairah yang dituntun Dhika. Setelah mandi yang bukan sekadar mandi, segala bujukan lelaki itu akhirnya meruntuhkan pertahanannya. Kini, di ranjang pavillon, Dhika kembali menyatukan diri dengannya, menghentak dengan ritme yang membuat setiap serat tubuh Kaluna bergetar. Bibir Dhika rakus menelusuri leher hingga d**a, lalu kembali merebut bibir Kaluna dengan lapar yang seolah tak ada habisnya. “Pelan, Dhika… aku nggak kuat…” rengek Kaluna parau, namun tubuhnya tetap merespons, bagai daun diterpa badai yang tak bisa menolak arah angin. Dhika tidak berhenti, justru semakin larut dalam deras arus hasratnya. Nafasnya berat, suaranya bergetar penuh rintihan. “Aku cinta kamu, Na… aku sayang kamu… gila aku sama kamu…” katanya di sela ci

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN