Lengket

2231 Kata

Sudah pagi lagi, dan Kaluna menatap langit-langit, matanya masih sayu, tubuhnya letih namun ada kehangatan yang nyata dari pelukan Dhika di sampingnya. Lengan kekar itu melingkari pinggangnya erat, seakan enggan melepaskan, sementara wajah Dhika masih setengah tertanam di rambutnya. Kaluna mendesah pelan, ingin beranjak, namun jemari Dhika bergerak nakal, hendak kembali menyusuri lekuk tubuhnya. Dengan sigap Kaluna menangkap tangan itu, menahannya di pinggang. “Dhika, cukup. Aku serius. Aku mau jalan-jalan sebentar, kamu mandi dulu sana. Di kamar mandi luar aja, bukan yang ini.” Dhika membuka matanya perlahan, senyum tengilnya langsung mengembang, bibirnya menyusuri pipi Kaluna dengan kecupan ringan. “Pagi, cantik. Kenapa harus luar? Lebih enak kalau kita mandi bareng. Hemat air, hemat w

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN