Saint-Germain-des-Prés, apartemen mewah milik keluarga Montegard itu berdiri anggun di jantung distrik paling berkelas Paris, dengan balkon menghadap jalan sempit berlampu kuning dan kafe-kafe tua yang masih menyisakan jejak para filsuf Prancis. Dhika menempatinya dalam diam, dinding-dinding berpanel kayu ek dan lantai marmer dingin seakan menjadi saksi bisu atas luka yang tidak hanya ada di bahunya, tapi juga di hatinya. Bahu yang pernah robek akibat kecelakaan di Amerika masih terasa perih, meski dokter terbaik sudah mengoperasi dan merapikannya dengan jahitan rapi. Kecelakaan itu terjadi di tengah obsesinya mengejar CEO Clairvaux, sang penggugat Namara Essence, hingga tubuhnya sendiri ia pertaruhkan. Kini, ironisnya, Clairvaux sudah di bawah Aurelie Jade, sedangkan dirinya… tetap saja