Suami VS Pacar

1885 Kata

Kaluna melangkah masuk ke kamar utama yang katanya kini milik dirinya dan Dhika. Ruangan itu berbeda dari bayangannya, bukan dingin seperti istana batu, melainkan hangat, d******i kayu oak berwarna madu mengisi setiap sudut. Dinding panel kayu berukir lembut, lampu temaram berlapis kap lampu krem menebar cahaya yang lembut. Sebuah jendela besar dengan tirai linen tipis menyingkap pemandangan taman yang sunyi, sementara lantai parket berkilau memantulkan pijar cahaya lampu dengan samar. “Lumayan nyaman, luas juga. Tapi seumur pernikahan sama si Dhika? Hhhh…. Harus sering-sering nginep di kantor inimah.” Ia menapaki karpet tebal bermotif lembut menuju walk-in closet. Saat pintu digeser, aroma kayu cedar menyeruak. Di dalam, beberapa pakaiannya dari apartemen lama telah tersusun rapi di rak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN