Sejak kedatangan Mas Aiman, si anak bayi tidak mau diam. Terus menangis saat mandi hingga berganti pakaian. Aku sudah mengatakan pada Mas Aiman agar tidak menunjukkan kehadirannya di depan Baby Zhafran namun dia tidak mau mendengarkan. Akhirnya, aku yang kesusahan menenangkan si bayi yang tidak sabaran ini. “Adek, tenang dulu. Mami lagi dandanin kamu biar ganteng.” “Miiiiiiii ...” teriaknya, berusaha membuang topi yang baru ku pakaikan. “Ya, Allah, Adek. Sabar dulu dong. Iya iya ketemu sama Daddy.” Aku menggendong tubuh gembul anakku dan membawanya turun ke bawah. Tangisnya semakin keras, aku sampai tidak tega melihat wajahnya yang memerah. Si bucin kalau sudah bertemu Mas Aiman ya begini. Susah sekali untuk ditenangkan. “Ganteng banget anak Daddy,” ujar Mas Aiman. Mengambil Baby Zh

