Pembelaan Amanda

1432 Kata

Ibu-Ibu yang sok kenal denganku tadi masih saja julid. Bibirnya sampai monyong-monyong pengen aku tali dengan karet gelang. Kesal banget, enggak kenal lagaknya si paling tahu kehidupan orang. Bicara sembarangan sampai bilang kalau Mas Aiman adalah pria miskin. Malas berdebat aku melipir ke tempat acara mengajak serta Mas Aiman. Si anak bayi masih terlelap jadi aku harus menghindari pertikaian. Sudah lama aku tidak bersikap bar-bar. Selama hamil aku menahan agar tidak kelepasan saat bicara. Kini aku sudah melahirkan, sekali lagi Ibu-Ibu itu bicara kasar aku tidak akan tinggal diam. “Abaikan saja. Orang seperti itu tidak perlu diladeni.” “Ngeselin banget, Mas. Lagaknya si paling kaya sampai meremehkan orang lain.” “Gapapa, dianggap miskin tidak membuatku rugi. Justru bagus mereka tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN