"Sabar ya, Adek. Pesawat delay cukup lama karena cuaca buruk. Sesampainya di Singapura, kita langsung jalan-jalan. Tunggu aku di hotel jangan kemana-mana sendirian." Aku mendengkus tak suka setelah membaca pesan balasan dari Mas Aiman. Memang cuacanya sedang tak bersahabat, namun tetap saja hatiku kesal menunggunya terlalu lama. Ku buka kembali buku yang k*****a sejak semalam. Perutku sudah kenyang karena makanan pesananku telah ku habiskan tanpa ada sisa. Nikmatnya leyeh-leyeh di hotel mewah. Tiba-tiba aku tertawa cekikikan mengingat kegaduhan saat subuh. Mas Aiman dengan cekatan membuatkan sarapan untukku. Selain itu, dia juga membuatkan ku s**u. Membangunkan ku dengan lembut, memintaku untuk melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim, lalu memastikan aku menghabiskan s**u yang telah