“Mas, kok nggak bangunin aku sih? Adek dimana, sudah makan siang atau belum? Mas juga sudah makan atau belum? Ya, Allah, saking nyenyak nya tidur sampai nggak ingat waktu.” Amanda panik saat bangun tidur. Sengaja aku tidak membangunkannya karena tidurnya sangat nyenyak. Selama mengurus anak dia jarang memiliki waktu bersantai seperti ini. Jarang tidur siang dan setiap malam begadang menemani Zhafran. Tubuhnya pun semakin kurus meski begitu masih terlihat cantik dan mempesona di mataku. Aku menarik tangannya, memintanya duduk di sebelahku. “Aku dan Adek sudah makan siang. Justru kamu yang belum makan,” terang ku. Amanda menghela nafas. Menyandarkan kepalanya pada lenganku. “Sekarang Adek dimana?” “Beli jajan ke bawah. Sama Pak Sugeng dan beberapa pengawal.” “Maaf ya, Mas. Aku kebablas

