Setelah mengurus duo bocah yang kecapean sehabis makan dan main seru di Timezone itu tidur, Lily pun mulai merebahkan tubuh remuknya ke ranjang dengan rasa bahagia aman sentosa.
Ohhhh indahnya dunia ketemu ranjang lagi setelah jadi pengasuh anak seharian!!!
Lily baru mengerti,kalau mengurus anak itu tidak mudah. Untung saja tadi Tristan ikut bersama mereka, sehingga kehadirannya sedikit bisa berdaya guna disana. Lily tidak menyangka kalau laki-laki metroseksual seperti Tristan, bisa begitu luwes dan sabar dalam menghadapi anak kecil. Satu poin plus untuk Tristan. Pasti kelak dia akan menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya, te-ta-pi untuk suami yang baik, Lily sih tidak yakin. Karena kelelahan seharian, Lily pun akhirnya ketiduran diranjang duo krucil imut itu.
Lily terbangun saat merasa ada yang mencubit-cubit pipinya. Ahelah perasaan baru aja tertidur, ini sudah dibangunin lagi aja.
"Tante bangunnnn!!! Udah pagi ini, kami berangkat kesekolah dulu ya?" Lily yang masih mengumpulkan nyawa karena baru bangun tidur, seketika mengucek-ngucek matanya saat melihat duo krucil sudah rapi dengan seragam sekolah mereka. Ini mimpi atau bagaimana sih? Koq tetiba itu bocah-bocah udah pada rapi semua.
"Gue yang udah ngurusin anak-anak Ly. Tadi malem sekitar jam satu-an gue sama Chris nyusul kesini, karena takut lo keteteran ngurus anak-anak. Eh rupanya lo jago juga ngurus bocah-bocah ya Ly? Kami lihat kalian bertiga udah tidur berjejer kayak ikan sarden. Ya udah kami sekalian aja nginep disini. Gue sama Chris balik dulu ya, mau nganter anak-anak sekolah. Lo mandi dulu sono. Gue udah bawain baju ganti buat lo. Kami jalan dulu ya Ly. Thanks for everything".
Marilyn tiba-tiba muncul bersama suami dinginnya yang sudah rapi jali siap kekantor.
"Iya...halah lo kaya sama orang lain aja." Sahut Lily sambil masuk kekamar mandi. Sementara itu dimobil, Chris baru ingat kalau ponselnya ketinggalan dikamar. Dia pun segera kembali kekamar dan meninggalkan Marilyn dan dua anaknya dimobil.
Lily yang baru saja membuka pakaiannya bersiap-siap mandi, mendengar bunyi bel yang ditekan berulang-ulang kali. Ini si Incess kenapa lagi, baru pergi udah balik lagi. Dengan hanya membalutkan handuk pada tubuh seksinya, Lily pun segera membuka pintu kamar, dan si Chris memandangnya dengan galak sebelum masuk kedalam kamar dan mengomelinya.
"Kadang saya heran melihat kamu. Urat malu kamu ini sudah putus atau bagaimana, sehingga kamu tidak risih membuka pintu kamar hanya dengan memakai handuk begitu?Kalau tadi bukan saya yang datang, tetapi orang jahat yang mau memperkosa kamu bagaimana hah?"
Chris membentaknya dengan suara menggelegar yang membuat telinganya berdenging seketika.
"Manget-manget sarapan pagi makan lontong pakai telur dadar." Lily mengelus-elus dadanya karena kaget mendengar bentakan Christian, suami Incess Oneng Marilyn.
Ahelahhh nggak dirumah, nggak dihotel, nggak Axel kakaknya, bahkan ini suami sahabatnya pun ternyata suka sekali memarahinya. Nasebbb nasebbbb....
"Kalo ada orang jahat yang mau memperkosa, Gue sih gampang aja Chris. Gue mah tinggal lihat aja. Maksudnya lihat yang mau merkosa dulu,kalo orangnya jelek gue tinggal kasih beberapa jeb kanan kiri, upper cut sama beberapa tendangan dititik-titik mematikanlah. Tapiii...kalo orangnya ganteng menggoda jiwa dan merasuk sukma, itu sih lain lagi ceritanya." Sahut Lily kalem
"Kamu memang sudah gila!!Ngidam apalah ibu kamu dulu, sampai dia bisa punya anak sedeng kayak kamu begini?!!"
"Ngidam makan buah semangka berdaun sirih!! Lo mau ngapain balik kesini Chris? Ada yang ketinggalan?"
"Iya. Ini." Chris pun dengan segera mengantongi ponselnya disaku. Tepat saat Chris membuka pintu kamar, tiba-tiba kilatan lampu blitz bertubi-tubi menyambar wajah mereka berdua. Puluhan wartawan tampak berdiri berdesakan didepan pintu kamar mereka.
Mam to the pus!!! pasti headline surat kabar besok akan penuh dengan spekulasi soal berita perselingkuhan Boss property papan atas dengan adik mafia berdasi. Matilah dia kali ini ditangan kakaknya!!!
"Jadi benar desas desus selama ini yang mengatakan bahwa anda berselingkuh dengan teman baik istri anda sendiri ya Pak Chris?"
"Pak Chris, anda luar biasa ya? Berani berselingkuh dengan sahabat istri anda sendiri, bahkan dihotel milik keluarga anda sendiri juga. You're the real Badasss!!!"
Hah hotel keluarganya sendiri? Lily langsung menepuk keningnya sendiri. Saolohhhh Gue bayar mahal-mahal buat reservasi ini kamar, rupanya duitnya jatuh jatuhnya ke tangan dia juga. Rugi bandar ini Cuyyy!!!
"Bu Lily, benar Pak Chris ini selingkuhan ibu? Ibu tega 'main hati' dengan suami sahabat ibu sendiri? Dimana perasaan ibu sebagai sesama wanita?"
"Jangan panggil gue ibu, karena gue nggak pernah kawin sama bapak lo!! gue nggak pernah main hati karena emang gue orangnya nggak punya hati. Emang lo punya? Orang-orang kayak lo yang senengnya mengobrak-abrik aib orang lain pake ngomong masalah hati segala. NGACA SANA!!"
Lily si biang onar segala bangsa tampak santai menghadapi berondongan pertanyaan para pewarta berita gossip, sedangkan Chris yang terjebak ditengah-tengah kekacauan ini tampak jengah karena menjadi pusat perhatian. Belum lagi kilatan lampu blitz yang terus-terusan memotret mereka, seperti adegan film terjebak dilokalisasi. Chris tiba-tiba melepaskan jasnya dan memakaikannya asal pada tubuh Lily yang cuma dibalut oleh handuk sepaha. Lily juga melihat Chris mulai menelepon seseorang dan tak lama kemudian satuan petugas keamanan segera mencoba mengusir gerombolan para pewarta yang tampak semakin beringas dalam mengejar berita.
"Pak Chris, apakah anda yakin Ibu Marilyn bersedia dimadu?" Etdah walaupun sudah terdesak sedemikian rupa, mereka masih saja usaha mendapatkan berita.
"Ya, dia akan bersedia dimadu, jika hanya saya juga bersedia diracun. SEKARANG ENYAH KALIAN SEMUA DARI SINI!!!!" Chris sudah sedari tadi menahan emosi, meledak juga akhirnya. Teriakkannya menggelegar sampai kemeja resepsionis depan yang membuat penghuninya berlarian menuju lokasi bentakan.
"Huahahahaha...lo emang ajaib ya Chris? Ngomongnya irit banget, tapi sekalinya buka mulut nyelekit gila ahahaha..."
"Kamu juga jadi manusia tidak ada malunya. Umur sudah duapuluh dua kelakuan kayak anak umur dua tahun. Cepat pakai pakaian kamu sana!!"
"Kenapa Chris, gue napsuin ya?" Lily menoel-noel lengan kekar Christian sambil mengedip-ngedipkan matanya dan mendesah-desah m***m.
"Iya, napsuin pengen di tabok!!!"
Dan si bapak pemarah itupun pergi setelah benar-benar menoyor kepala Lily.
Etdah gue udah dibikin kayak anaknya aja!!!
===================
"Kemari kamu!!!"
Hasemele amang tahe masak gule. Begini amat ya nasibnya? semaleman ngebabu merangkap baby sitter, pagi-pagi diomelin laki orang, eh ini pulang kerumah roman-romannya bakal disiksa kakaknya juga ini elahhhhh...
"Semaleman kamu nggak pulang, rupanya kamu sibuk main kuda-kudaan sama suami orang ya? begitu?"
Ctarrr!!!
Axel akan menggunakan ikat pinggang untuk menghukumnya, bila dia merasa kesalahannya sudah diluar batas toleransinya. Bila masih bisa dimaafkan paling dia hanya menyuruh Lily untuk sekedar push up, squat jump atau sit up saja.
"Adudududuhhh!!!
Nggak bener itu semua Kak. Lily emang tidur di hotel itu tapi di—-"
"Dan siChris Chris itu juga tidur sama kamu dikamar itu kan?"
"Iya. Chris emang tidur disana juga, tapi Mar—"
Ctarrr!!!
Aduhhhh!!"
Lily mulai tidak tahan untuk tidak mendesis kesakitan. Tapi kalau menangis, nanti dulu, gengsi Cuyyyy! Apalagi dia kan memang tidak bersalah.
"Masih belum mau mengaku salah kamu hah?!!!!
Ctarrr!!!
Dan Lily pun tetap bungkam. Sebenarnya tadi Lily berniat menjelaskan semuanya, tetapi sepertinya kakaknya lebih percaya dengan berita online itu daripada adiknya sendiri. Jadi buat apa Lily buang-buang napas untuk sesuatu yang sia-sia bukan?!!
Selalu begitu!!! Dari dulu semua orang selalu menilainya negatif. Apapun yang dibuatnya selalu salah dimata dunia. Dia ini cuma seorang anak yang kesepian. Membuat onar dan nakal adalah satu-satunya cara agar dia mendapatkan sedikit perhatian. Jangan bicara soal sopan santun dan tatakrama kepadanya, dia tidak akan faham, karena tidak seorang pun yang pernah mengajarkan kepadanya.
Bang Gultom hanya mengajarinya balas memukul kalau orang lain duluan memukul. Bahkan siAbang mengajarkannya teknik tipu muslihat dan seribu satu cara untuk kabur bila musuh ternyata tidak berimbang.
Kak Axel menyuruhnya diam dan jangan lasak kalau kakaknya sedang belajar. Kakak sibuk Ly, jangan ganggu kakak dulu. Kalau kakak tidak sibuk belajar dan bekerja, nanti kita semua mau makan apa? Sana main sama Bang Gultom dan Mang Endang. Dan permainan apalah yang bisa diajarkan oleh dua orang tangan kanan almarhum ayahnya, yang bahkan tersenyum saja jarang!!!
Dan Lily pun tetap diam dan mengunci mulutnya rapat-rapat saat kakaknya memberi beberapa kali lagi sabetan ikat pinggangnya. Axel pun memaki kasar sambil berlalu begitu saja saat melihat adiknya tetap tidak mau menjawab dan hanya diam seribu bahasa sambil menatap balik matanya.