1. Perjodohan

1340 Kata
DI RUMAH PAK SURYO. Waktu menunjukkan pukul 11:00 malam. "Dadaaaaah!" Teriak seorang gadis perempuan yang baru saja pulang Dinner bersama dengan kekasihnya. SHANUM. Iya, gadis tersebut bernama Shanum. Usianya sekarang ini, 19 tahun. Baru masuk kuliah di salah satu Universitas ternama di Jakarta. Ia adalah putri tunggal dari pasangan Pak Suryo dan Ibu Riska, seorang pengusaha sukses yang terkenal di mana-mana. Dari sejak Ia masih kecil, Ia sudah tumbuh dalam keluarga yang serba berkecukupan. Menjadi anak tunggal satu-satunya dalam keluarga tersebut membuatnya selalu dimanjakan dan menjadi anak kesayangan bagi kedua orang tuanya. Sehingga tak heran jika sekarang ini Ia tumbuh menjadi gadis yang sangat manja, keras kepala, labil, ceroboh, susah diatur, dan juga sangat nakal. Apalagi karena kurangnya didikan dari kedua orang tuanya yang selama ini selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Namun dibalik kekurangannya itu, Ia memiliki paras yang sangat cantik dan juga bentuk tubuh yang sangat seksi dan menggoda. "Dadaaah,,," jawab seorang pria tersebut yang tak lain adalah Reza kekasihnya, sambil melajukan mogenya. REZA. Usianya sekarang ini 25 tahun. Ia adalah seniornya di Kampus, sekaligus ketua geng motor para anak-anak jalanan. "Hati-hati, sayaaaang!" Teriak Shanum lagi, kemudian langsung buru-buru melangkah masuk ke dalam rumahnya. "Ya, Tuhaaaan!" Seketika Ia pun langsung membuang nafasnya kasar, sembari menyenderkan tubuhnya di pintu masuk rumah tersebut. "Malam ini gue bener-bener bahagia banget." Shanum pun langsung tersenyum-senyum sendiri memancarkan aura kebahagiaan yang sangat sempurna di raut wajahnya. "Sebulan sudah, gue ngejalin hubungan sama Kak Reza." Ucapnya lagi yang tak henti-hentinya tersenyum-senyum sendiri. "Dari mana saja, kamu? Jam segini baru pulang?" Tiba-tiba saja Pak Suryo sudah ada dan berdiri di dalam ruangan tersebut, dengan raut wajahnya yang terlihat sangat marah. "P_papah?!!" Shanum pun seketika langsung gugup, karena saking kagetnya. "M_mamah?!!" Shanum yang baru menyadari keberadaan Ibu Riska pun, semakin ketakutan lagi dibuatnya. "Papah bilang, dari mana saja kamu jam segini baru pulang?" Tanya Pak Suryo lagi, dengan tegas. "Anak gadis itu, nggak pantas pulang larut malam kayak gini!" "I_iya Pah, maaf!" Shanum pun langsung menundukkan kepalanya. "S_soalnya tadi itu, eemmmm? Soalnya tadi itu,,,,,," "Sudah berapa kali Papah bilang sama kamu!" Pak Suryo pun langsung memotong ucapannya. "Jangan pernah sekalipun, kamu coba deket-deket lagi dengan anak begajulan kayak, Reza!" Tegasnya. "Anak begajulan kayak Reza, nggak pantas bergaul dengan anak gadis yang baru gede dan masih polos kayak, kamu!" "Lihat saja!" "Sejak kamu kenal sama anak begajulan kayak Reza, hampir setiap malam Papah ini lihat kamu pulang larut malam terus seperti ini." "Pokoknya Papah nggak mau tau!" Tegasnya lagi. "Sekarang juga masuk ke kamarmu, dan persiapkan dirimu baik-baik!" Perintahnya. "Karena besok itu adalah hari pernikahamu dengan, Pak Ustadz Alif!" Pak Suryo pun dengan secara tiba-tiba langsung saja berbicara dengan kata-kata yang sangat mengejutkan seperti itu. "A_apa?!!" Perasaan Shanum pun pada malam itu benar-benar terasa seperti tersambar petir, karena saking kagetnya. Apalagi Ia juga sangat tau, kalau disetiap kata-kata yang keluar dari mulut Pak Suryo Ayahnya, itu tidaklah pernah main-main. "B_besok itu adalah hari pernikahan Shanum dengan, Pak Ustadz Alif?" Shanum yang memang benar-benar belum pernah mendengar kabar tersebut sebelumnya pun kebingungan. "Iya. Besok itu adalah hari pernikahanmu dengan, Pak Ustadz Alif!" Tegas Pak Suryo lagi. "Jadi sekarang juga masuk ke kamarmu, dan persiapkan dirimu baik-baik untuk acara pernikahanmu besok dengannya!" Perintahnya lagi. "T_tapi Pah, Papah nggak bisa kayak gini dong Pah sama, Shanum." Shanum pun langsung protes dengan perjodohan tersebut. "Papah nggak bisa dong, Pah. Asal main jodoh-jodohin Shanum begitu aja." "Apalagi sama Pak Ustadz Alif, atau laki-laki siapa itu namanya." "Shanum nggak mau, Pah. Shanum nggak mau!" "Kenal juga nggak, Shanum sama Pak Ustadz Alif." "Pokoknya Shanum nggak mau Pah, dijodoh-jodohin kayak gini dengan laki-laki yang nggak Shanum kenal, apalagi nggak Shanum cintai." Shanum pun langsung menolak perjodohan tersebut mentah-mentah. "Papah nggak butuh jawaban dari, kamu!" Bentak Pak Suryo, lebih tegas lagi. "Mau kamu setuju atau nggak menikah dengan Pak Ustadz Alif, yang jelas besok itu adalah hari pernikahanmu dengannya." "Jadi sekarang juga Papah minta, masuk ke kamarmu, dan persiapkan dirimu baik-baik untuk acara pernikahanmu besok, dengannya!" Perintahnya lagi, yang kemudian langsung pergi begitu saja meninggalkannya hanya berdua dengan Ibu Riska di dalam ruang tamu rumah tersebut. "Iiiiiiiih!" Shanum yang kesal pun langsung buru-buru masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Ibu Riska mamahnya hanya sendiri di dalam ruang tamu rumah tersebut. "Kasihan kamu, sayang." Ibu Riska yang sebenarnya dari tadi benar-benar tidak tega, jika harus melihat Shanum Putri semata wayangnya menikah dan dijodohkan paksa begitu saja dengan laki-laki yang tidak Ia kenal dan bahkan tidak pernah Ia cintai. Satu jam kemudian,,,,, DI KAMAR SHANUM. "Hiks,, hiks,, Papah jahat! Hiks,, hiks,, Papah bener-bener nggak ngertiin perasaan Shanum." Shanum pun dari tadi terlihat terus menangis di dalam kamarnya. "Hiks,, hiks,, kalau besok itu adalah hari pernikahanku dengan Pak Ustadz Alif hiks,, hiks,,, atau dengan siapa itu pria b******k namanya, hiks,, hiks,,, terus bagaimana dengan kelanjutan hubunganku nanti dengan, hiks,, hiks,, Kak Reza?" Shanum pun seketika langsung mengencangkan suara tangisannya, begitu Ia mengingat akannya. Tok tok tok! "Sayaaang, Mamah masuk, ya?" Ucap Ibu Riska dari balik pintu kamar tersebut. "Hiks,,, hiks,, i_iya mah." Jawab Shanum sambil terus menangis. "Lho lho lho, kok anak cantik mamah ini malah nangis, sih?" "Bukannya anak cantik mamah ini, luluran! Biar anak cantik mamah ini besok tambah kelihatan semakin cantik lagi, di depan Pak Ustadz Alif." Ibu Riska pun langsung menggodanya, agar Shanum putri semata wayangnya itu tidak sedih lagi "Iiiiiihhhh! M_mamah apaan, sih?" Shanum yang bukannya terhibur, malah justru semakin kesal dibuatnya. "Shanum nggak mau nikah sama Pak Ustadz Alif, maaah. Shanum nggak mauuuu." Rengeknya. "Lagian Shanum ini juga kan nggak pernah ketemu sama, Pak Ustadz Alif. Kenal juga nggak." "Masa ia sih mah, Shanum ini udah langsung main nikah-nikah aja sama, Pak Ustadz Alif?" "Lagian sekarang ini Shanum juga kan baru masuk kuliah, maaah." "Pokonya Shanum nggak mau, maaah. Shanum bener-bener nggak mau nikah sama, Pak Ustadz Aliiiiif!" "Shanum nggak cinta, maaah. Shanum bener-bener nggak cintaaaa." Shanum pun lagi-lagi terus merengek-rengek memohon seperti itu kepadanya. "Sssttttt! Sayang Sayang, kamu nggak boleh kayak gini!" Ibu Riska pun langsung buru-buru menenangkannya. "Percaya sama Mamah, yaaaah!" Ia pun kemudian langsung mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang. "Keputusan Papah ini, pasti keputusan yang terbaik untukmu." Ucapnya. "Mamah yakin. Papah ngelakuin semua ini, karena Papah pengin lihat anak Papah yang cantik ini, bisa bahagia dan juga senang, jatuh di pelukan laki-laki yang baik, yang nantinya bisa membimbingmu ke jalan yang lebih benar." "Lagian asal kamu tau ya, Sayang." Ucapnya lagi, yang kemudian langsung tersenyum. "Pak Ustadz Alif itu, orangnya baik kok." Jelasnya. "Pak Ustadz Alif itu seorang Ustadz muda, sekaligus rekan kerja Papah juga dalam berbisnis." "Lagian asal kamu tau lagi ya, Sayang." Jelasnya lagi. "Pak Ustadz Alif itu, udah mapan, udah punya pekerjaan yang jelas, baik, dewasa, alim, udah gitu...," Ia pun seketika langsung tersenyum kembali, sembari menggodanya. "Ganteng lagi." Ucapnya lagi yang langsung saja mencubit manja hidungnya. "Iiiiiihhhh! Mamah ini apaan, sih?" "Sama aja tau nggak? Kayak Papah." Shanum yang bukannya senang, malah justru langsung cemberut. "Udah, Sayaaaang. Kamu nggak usah cemberut terus kayak gitu." Ucap Ibu Riska lagi. "Percaya sama Mamah. Pak Ustadz Alif itu, orangnya baik." "Yang udah pasti nantinya akan bisa membimbingmu menjadi perempuan yang lebih baik lagi, dan juga bisa membimbingmu agar bisa menjadi istri yang baik juga untuknya." "Mamah aja kalau masih mudah kayak kamu, udah pasti mau deh dijodohin sama, Pak Ustadz Alif." Ucapnya lagi yang lagi-lagi terus tersenyum menggodanya. "Iiiiiihhhh! Mamah ini centil banget, sih?" Shanum pun merasa geli sendiri mendengarnya. "Ya makanya, anak cantik Mamah ini harus mau menikah sama Pak Ustadz Alif, yaaaa." Bujuknya. "Tenang saja, Sayang. Kalau masalah kuliahmu, Pak Ustadz Alif sudah janji sama Mamah dan juga sama Papah." "Ia akan membiayai semuanya, sampai dengan kamu lulus kuliah nanti." Jelasnya lagi, serius. Karena ternyata Alif itu memang sudah lama mencari-cari pasangan hidup yang cocok untuknya dari hasil ta'aruf, setelah bertahun-tahun bahkan sampai sekarang ini Ia sudah berusia 34 tahun, Ia lebih memilih untuk hidup melajang dan fokus dengan masa depan karirnya, meskipun sebenarnya banyak sekali perempuan-perempuan yang ingin menjadi kekasihnya dan bahkan ingin menjadi istrinya. Sehingga tak heran jika banyak sekali orang-orang yang menyebutnya, BUJANG LAPUK.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN