9. Dicampakkan Sahabat dan Kekasih

1494 Kata
"Woy, guys! Semuanya!" Teriak Shanum kepada semua Mahasiswa dan Mahasiswi yang ada di dalam Kantin tersebut. "Buat kalian semua yang ada di sini, karena hari ini adalah hari yang benar-benar bikin hidup geu ini bahagia, jadi hari ini kalian semua akan gue traktir!" Teriaknya lagi, yang terlihat terus tersenyum memancarkan raut wajah yang sangat bahagia. "Kalian semua bebas makan gratis, sesuka dan semau kalian, disisni, di Kantin ini!" Tegasnya. "Horeeee!!!" Semua para Mahasiswa dan Mahasiswi tersebut pun langsung bersorak-sorak gembira kegirangan. "Terimakasih, Shanum. Terimakasiiiiiih!" Teriak mereka semua lagi, yang kemudian langsung berbondong-bondong buru-buru memesan semua makanan-makan kesukaannya. Sehingga Reza yang dari tadi sedang memperhatikannya pun, tersenyum. "Terimakasih ya, Beb!" Ucapnya sambil mengusap-usap punggungnya. "Iya, Kak Reza." Shanum pun langsung membalas senyumannya. "S_Shanum, Lu bener-benar serius mau meneraktir mereka semua?" Tanya salah satu dari teman-temannya, yang dari tadi masih duduk bersamanya didalam Kantin tersebut, tak percaya. "Mereka semua itu banyak banget lho, Num." Jelasnya. "Lu nggak takut? Dimarahin sama Bokap, Lu?" Tanyanya lagi. "Udah. Lu tenang aja!" Jawab Shanum dengan santainya. "Bokap gue nggak bakalan marah, kok!" "Yang Bokap gue mau, yang penting gue ini harus tetap rajin masuk kuliah, sesuai dengan perintahnya." Jelasnya lagi sembari terus tersenyum. "Ya udah, lah." Timpal dari teman-teman Shanum yang lainnya. "Kayak Lu nggak tau aja, Bokap Shanum itu siap,,,,,,,," Belum juga sempat Ia menyelesaikan ucapannya, namun sudah terpotong. "Maaf, Nak!" Ucap salah satu dari pelayan Kantin tersebut, yang tiba-tiba saja datang menghampirinya. "Apa ini semua benar?" "Semua makanan-makan yang dipesan anak-anak, semuanya Nak Shanum yang akan bayar?" Tanyanya, mencoba untuk memastikan. "Iya. Semuanya saya yang akan bayar." Jawab Shanum dengan gampangnya. "T_tapi semua ini beneraan, kan? Nak Shanum nggak bohong?" Tanyanya lagi sedikit ketakutan. "Ya ampun, Bu. Ibu ini ketakutan banget, sih?" Jawab salah satu dari teman-teman Shanum, yang langsung saja sewot kepadanya. "Emang Ibu nggak tau? Shanum ini, siapa?" Tanyanya. "Shanum ini, Putri dari PAK SURYO SUBROTO! Seorang pengusaha kaya, yang sukses dan terkenal di mana-mana!" Tegasnya. "Jangankan semua makanan-makanan Ibu di Kantin. Seisi Kampus ini pun, bisa Shanum beli. Ngerti!" Tegasnya lagi dengan sombongnya. "Tau nih, Ibu. Ketakutan banget, sih?" Timpal Reza yang juga ikut-ikutan sewot. "Duit orang tua pacar gue ini, banyak!" Tegasnya. "I_iya. Ibu minta maaf!" Jawab pelayan Kantin tersebut lagi, yang kemudian langsung buru-buru melangkah pergi untuk melayani semua Mahasiswa dan Mahasiswi tersebut, seusai dengan perintah dan kemauannya. Sedangkan Shanum, Reza, dan semua teman-teman kuliah Shanum yang lainnya pun, langsung buru-buru duduk kembali, dan langsung ikut memesan semua makanan-makan kesukaannya. 30 menit berlalu,,,,,, "Bu, semuanya jadi berapa?" Teriak Shanum kepada pelayan Kantin tersebut, setelah Ia selesai meneraktir anak-anak Kampus semua. "Ini, Nak. Semuanya jadi 50 juta." Jawab pelayan kantin tersebut dengan sopan, sambil memberikan secarik kertas bill makanan tersebut kepadanya. "Oh. Ya udah, Bu. Bisa pakai kartu kredit, kan?" Tanya Shanum, sambil buru-buru memberikan kartu kredit tersebut kepadanya. "Bisa, Nak." Jawab Pelayan Kantin tersebut, yang kemudian langsung buru-buru menggesekkan Kartu kredit tersebut ke mesin ATM. "Maaf, Nak!" Ucapnya, setelah Ia selesai menggesekkan Kartu kredit tersebut. "K_kayaknya kartu kredit ini, sudah nggak bisa dipake deh, Nak." Ucapnya. "N_nggak bisa dipakai?" Shanum pun seketika langsung kebingungan. "N_nggak mungkin, Bu." Ucapnya. "Coba deh, Ibu ulang sekali lagi!" Perintahnya. "Nak Shanum, ini beneraan. Kartu kredit ini, memang benaran sudah nggak bisa dipakai." Jelas Pelayan Kantin tersebut lagi. "K_kok bisa sih, Bu?" Shanum pun semakin kebingungan lagi dibuatnya. "Coba nih, Bu. Pakai ATM aja!" Perintahnya lagi, sambil buru-buru memberikan kartu ATM tersebut kepadanya. "Baik, Nak. Sekarang Ibu coba, ya." Jawab Pelayan Kantin tersebut lagi, yang kemudian langsung buru-buru menggesekkan kartu ATM tersebut ke mesinnya "Maaf, Nak! Kayaknya kartu ATM ini juga nggak bisa dipakai, deh." Jelasnya lagi, setelah Ia selesai menggesekkan kartu ATM tersebut. "Kok bisa sih, Bu? Semuanya nggak bisa dipakai?" Jawab Shanum yang sudah mulai sedikit panik. "Coba Ibu ulang lagi, deh!" Perintahnya lagi. "Ibu salah kali makainya. Ibu nggak bisa kali." "Maaf ya, Nak Shanum. Semua kartu-kartu ini, memang sudah tidak bisa terpakai lagi." Jelas Pelayan Kantin tersebut lagi dengan tegas. "Jadi lebih baik, sekarang Nak Shanum bayar semua makanan-makan ini, pakai uang tunai saja. Ya!" Perintahnya lagi dengan sopan. "T_tapi Bu, saya nggak bawa uang kes." Jawab Shanum, panik. Sehingga Reza yang dari tadi sedang memperhatikannya pun, langsung buru-buru melangkah menghampirinya. "Beb, kenapa? Kok kamu kayak panik gitu?" Tanyanya, penasaran. "I_ini, Kak. Kartu kredit dan semua kartu ATM ku, nggak bisa dipakai." Jawabnya. "Kok bisa sih, Beb?" Tanya Reza yang juga langsung ikutan bingung. "Iya, Kak. Aku juga nggak tau." Jawab Shanum lagi. "Ibu, Ibu nggak bisa kali makainya?" Reza pun langsung marah-marah kepada Pelayan Kantin tersebut. "Coba deh, Ibu ulang sekali lagi!" Perintahnya, yang malah justru berlagak seolah-olah Ia lah pemilik Kartu-kartu ATM tersebut. "Maaf ya, Nak!" Jawab Pelayan Kantin tersebut, lebih tegas lagi. "Sebelumnya Ibu sudah jelasin. Semua kartu-kartu ini, memang sudah tidak bisa terpakai lagi." "Jadi lebih baik, sekarang Nak Shanum bayar semua makanan-makanan ini, pakai uang tunai saja!" Perintahnya lagi, yang sudah mulai sedikit kesal. "Y_ya udah lah, Kak Reza. Kak Reza nggak usah marah-marah." Ucap Shanum. "K_kak Reza punya uang kes, nggak?" Tanyanya. "S_Shanum pinjem dulu, ya." Shanum yang meskipun malu, mencoba untuk memberanikan diri menawarnya seperti itu. "Aduh, Beeeeb. Sorry banget, ya! Sekarang Aku juga lagi nggak ada uang banget, nih." Tolak Reza. "S_Shanum, Kak Reza, kalian berdua kenapa? Kok kalian berdua keliatan panik banget kayak gitu?" Tanya dari semua teman-teman Shanum, yang juga langsung buru-buru ikut melangkah menghampirinya. "Aduuuuuh! Ini, guys. Gue juga nggak tau." Jawab Shanum, semakin panik. "Tiba-tiba saja Kartu kredit sama ATM gue, semuanya nggak bisa dipake." Jelasnya. "Kalau kayak gini, gimana dong caranya gue biar bisa bayar semua makanan-makanan, in,,,,,," "Oh iya, guys." Shanum pun tiba-tiba saja langsung ingat akan kegunaan mereka semua. "G_Gue pinjem uang dulu deh, sama kalian." Ucapnya. "50 jutaaaa, aja!" "Buat bayarin semua makanan-makanan, ini." "Pleaseeee." Shanum pun benar-benar memohon dengan sangat kepada mereka semua. "Aduuuuuh! Gimana ya, Num?" Jawab mereka semua, yang langsung berapi lain kepadanya. "Bukannya kita-kita nggak mau minjemin Lu uang ya, Num." Ucapannya. "Sorry, banget. Tapi kita-kita semua juga sekarang lagi nggak ada uang banget." Jelasnya. "K_kalian semua juga sekarang lagi nggak ada uang, banget?" Shanum pun semakin panik dan panik lagi dibuatnya. "Iya, Num. Sorry banget, ya!" Jawab mereka lagi, yang membuat Shanum pun seketika langsung menghela nafas pelan, dan membuangnya kasar. "Ya, Tuhaaan." Ucapnya. "Kalau kayak gini, terus gimana dong caranya gue biar bisa bayarin semua makanan-makanan, ini?" Shanum yang benar-benar sudah sangat buntu dengan masalah tersebut. "M_maaf, Nak Shanum. Terus ini gimana, bayarnya?" Tanya Pelayan Kantin tersebut kepadanya. "Oh, i_iya. S_sebentar dulu ya, Bu." Jawabnya. "S_saya telepon mamah saya, dulu." Meskipun takut, Shanum pun akhirnya terpaksa membawa masalah tersebut kepada kedua orangtuanya. Dengan segera Ia pun langsung buru-buru mengambil ponselnya, dan langsung menelponnya. "A_apa?!!!" Shanum pun benar-benar dibuat kaget dan semakin panik lagi, setelah Ia mendengar jawaban dari kedua orangtuanya itu via telpon. "M_mamah sama Papah nggak bisa bantuin Shanum, karena Perusahaan keluarga kita juga sekarang ini sedang mengalami, kesulitan?" "Ya, Tuhaaaan." Shanum pun tak henti-hentinya menghela nafas pelan, dan membuangnya kasar. "T_terus kalau kayak gini, sekarang gimana dong, Mah? Cara Shanum buat bayarin semua makanan-makanan yang sudah Shanum, pesan?" "Maafin Mamah ya, sayang. Tapi untuk sekarang, Mamah sama Papah benar-benar nggak bisa bantuin kamu, Sayang." Jawab Ibu Riska lagi. "Apalagi sekarang ini, Mamah sama Papah juga sedang berada di Jepang, untuk mengurus-urus perusahaan keluarga kita, yang bisa jadi sebentar lagi juga akan bangkrut." Jelasnya lagi. "Apa?!! J_jadi sekarang ini Mamah sama Papah juga sedang berada di Jepang, untuk mengurus-urus perusahaan keluarga kita, yang bisa jadi sebentar lagi juga akan, bangkrut?" Shanum pun benar-benar semakin tak percaya, dan semakin syok lagi dibuatnya. "A_apa, Beb?!!" Reza yang juga langsung ikut-ikutan syok dan tak percaya dengan semuanya. "J_jadi kalau kayak gitu, sebentar lagi kamu dan juga keluargamu akan jatuh miskin, dong?" Reza pun seketika langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. "S_sorry, Beb! Kalau kayak gini ceritanya, kayaknya lebih baik sekarang ini kita putus aja, deh!" Reza yang dengan sangat egois nya, tanpa basa-basi langsung saja tega memutuskan hubungan dengannya begitu saja. Kemudian, Ia pun langsung buru-buru melangkah pergi meninggalkannya. "Iya. Sorry banget ya, Num." Timpal dari semua teman-temannya, yang juga langsung ikut-ikutan mengikuti jejaknya. "Kalau kayak gini ceritanya, kayaknya sekarang ini kita-kita semua juga nggak mau deh, berteman lagi sama kamu." Ucap mereka semua lagi, yang tanpa basa-basi juga langsung buru-buru ikut-ikutan pergi meninggalkannya begitu saja didalam Kantin tersebut, dengan keadaan yang sedang kesusahan. "Woy, Kak Reza! Temen-temen semuanya!" Shanum pun langsung teriak memanggilnya. "K_kalian semua pada mau kemana?" Teriaknya lagi yang langsung berusaha untuk mengejarnya. "M_maaf, Nak Shanum. Terus semua makanan-makan ini gimana, bayarnya?" Tanya pelayan kantin tersebut lagi, yang langsung mengingatkannya lagi dengan masalah tersebut. "Y_ya, Tuhaaaan." Shanum pun lagi-lagi langsung menghela nafas pelan, dan membuangnya kasar. "I_iya, Bu. S_semua makanan-makan ini, semuanya pasti akan saya bayar." Jawabnya. "T_tapi nanti ya, Bu." "S_saya mau cari bantuan, dulu." Jelasnya. "Iya. Tapi cepetan ya, Non Shanum!" Jawab Pelayan Kantin tersebut. "Nanti Ibu keburu kena marah lho. Sama bos Ibu, pemilik Kantin, ini." Tegasnya. "I_iya, Bu. Jawab Shanum.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN