“Sudah, jangan bicara lagi. Mama harus kembali bekerja.” Sofia tidak mau meladeni omong kosong anaknya sebab hal itu hanya akan menyudutkan dirinya. Terlebih lagi, Nathan hanyalah anak-anak biasa yang jika keinginannya tidak dituruti, maka dia akan merengek tanpa henti sampai orang-orang dewasa di sekitarnya mengalah. Setelah sang ibu berbalik dan menjauh, Nathan melambaikan tangan dengan senyum lebar. Meski ibunya sering kali marah-marah dan menghukumnya tanpa ampun, satu-satunya orang yang Nathan sayangi di dunia ini adalah wanita itu. “Mama jangan jemput, ya! Papa yang akan mengantarku nanti sore!” Tanpa mendengar teriakan Nathan, wanita itu melangkah masuk ke dalam taksi yang telah menunggu selama lima menit dengan argometer tetap berjalan. Sofia mungkin bersikeras membatasi Damian